Aksi Protes Pecah di Portland, Donald Trump dan Joe Biden Malah Saling Serang

Kedua calon presiden yang akan bersaing di pemilu mendatang justru saling menyerang atas insiden protes yang pecah di Portland.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 31 Agu 2020, 09:41 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2020, 06:30 WIB
Penjagaan ketat oleh petugas kepolisian pada Sabtu 29 Agustus 2020 usai terjadinya penembakan dalam aksi protes yang meledak di Portland.
Penjagaan ketat oleh petugas kepolisian pada Sabtu 29 Agustus 2020 usai terjadinya penembakan dalam aksi protes yang meledak di Portland. (AP/ Paula Bronstein)

Liputan6.com, Portland - Presiden AS Donald Trump dan saingannya dari Partai Demokrat Joe Biden berselisih atas aksi kekerasan yang meletus dalam protes di Portland, Oregon.

Donald Trump menyalahkan Wali kota Portland dari Partai Demokrat, Ted Wheeler, karena membiarkan "kematian dan kehancuran kotanya". Namun sebaliknya, Biden mengatakan presiden "dengan ceroboh mendorong kekerasan". Demikian seperti dikutip dari laman BBC, Senin (31/8/2020). 

Dalam protes tersebut, seorang pria ditembak mati di Portland pada hari Sabtu, ketika unjuk rasa pro-Trump bentrok dengan pengunjuk rasa Black Lives Matter.

Portland telah menjadi titik nyala untuk demonstrasi yang menentang kebrutalan polisi dan rasisme sejak pembunuhan polisi terhadap George Floyd keturunan Afrika-Amerika di Minneapolis pada 25 Mei, hingga memicu gelombang kemarahan nasional dan internasional.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Donald Trump-Joe Biden Saling Serang Twit

Aksi protes terjadi di Portland hingga menewaskan satu orang atas adanya insiden penembakan.
Aksi protes terjadi di Portland hingga menewaskan satu orang atas adanya insiden penembakan. (AP/ Paula Bronstein)

Dalam serangkaian tulisan di Twitter pada hari Minggu, Trump mengatakan bahwa "Portland tidak akan pernah pulih dengan wali kota yang bodoh", dan menyarankan pengiriman pasukan federal ke kota. Dia juga menuduh Biden "tidak mau memimpin".

Dalam sebuah pernyataan, Biden mengatakan: "[Trump] mungkin percaya tweet tentang hukum dan ketertiban membuatnya kuat - tetapi kegagalannya untuk meminta pendukungnya berhenti mencari konflik menunjukkan betapa lemahnya dia."

Hukum dan ketertiban adalah tema utama dari upaya Presiden Trump untuk terpilih kembali. Ia menggambarkan Demokrat dan kandidat mereka Joe Biden sebagai orang yang lunak dalam kejahatan.

Sebelumnya, penjabat Sekretaris Keamanan Dalam Negeri AS Chad Wolf mengatakan para pejabat Demokrat di Portland telah membiarkan "pelanggaran hukum dan kekacauan" berkembang, dengan mengatakan "semua opsi" tersedia untuk menyelesaikan situasi.

Sementara itu, Partai Demokrat menuduh Presiden Trump memicu kerusuhan.

Cedric Richmond, seorang anggota kongres Louisiana dan wakil ketua kampanye untuk calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden, mengatakan: "[Trump] terus berbicara tentang seperti apa Amerika Biden nantinya. Nah, inilah Amerika versi Trump."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya