Benarkah Matahari Bisa Ancam Manusia? Ini 5 Kekhawatiran Ilmuwan

Para ahli khawatir ancaman Matahari akan semakin buruk, mengingat atmosfer yang menjadi lapisan bagi Bumi kian menipis akibat ulah manusianya sendiri.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 06 Okt 2020, 20:40 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2020, 20:40 WIB
Ilustrasi Matahari
Ilustrasi matahari (dok. Pixabay.com/Gulcinglr/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Matahari adalah sumber energi bagi kehidupan di Bumi. Tanpa sang surya, planet kita niscaya beku, tak akan ada makanan dan bahan bakar bagi manusia.

Meski demikian, Matahari sejatinya juga bisa menjadi ancaman bagi manusia. Sebab, panas dari pusat tata surya ini mampu merusak instrumen yang ada di Bumi, hingga menyebabkan penyakit mematikan bagi manusia.

Para ahli khawatir hal ini akan semakin buruk, mengingat atmosfer yang menjadi lapisan bagi Bumi kian menipis akibat ulah manusianya sendiri.

Seperti dikutip dari laman Listverse.com, Selasa (6/10/2020), berikut 5 kekhawatiran ilmuwan soal Matahari yang dapat mengancam kehidupan manusia:

 

1. Radiasi UV

Ilustrasi sinar matahari
Ilustrasi sinar matahari. Sumber foto: unsplash.com/Maxime Bhm.

Akibat penipizan ozon di atmosfer Bumi, tingkat radiasi ultraviolet berbahaya yang dipancarkan oleh Matahari secara konstan dapat memborbardir permukaan planet kita dan mengenai manusia.

Jika hal ini dibiarkan terus menerus, maka akan menyebabkan banyak masalah pada manusia. Termasuk kanker kulit, penuaan dini, katarak pada mata dan gangguan sistem kekebalan pada tubuh manusia.

Para peneliti semakin khawatir, sebab penipisan ozon terjadi akibat ulah manusia itu sendiri. Seperti, efek rumah kaca dan pembuangan zat karbondioksida.

 

2. Jilatan Api Matahari

Tanda Tubuh Terlalu Sering Terpapar Sinar Matahari
Ilustrasi sinar matahari. Sumber foto: unsplash.com/Japheth Mast.

Suar Matahari pada dasarnya adalah semburan dari radiasi yang sangat besar dan menyembur keluar dari permukaan. Disebut sebagai flare -- hasil dari pelepasan energi magnetik dari pusat tata surya tersebut.

Apakah jilatan api Matahari ini berpotensi merusak dan menghancurkan Bumi?

NASA mengatakan mengatakan tidak. Tetapi, jilatan api Matahari yang menghasilkan flare ini dapat menciptakan gangguan. Perangkat elektronik di Bumi, termasuk satelit GPS dan teknologi serupa dapat rusak akibatnya.

Apabila perangkat-perangkat ini rusak pastinya akan menyebabkan kekacauan.

 

3. Lautan Bisa Kering

[Fimela] sinar matahari
berjemur sinar matahari | unsplash.com/@tomasalas

Hal terparah lainnya yang bisa diakibatkan oleh sinar Matahari adalah penguapan air di Bumi yang dapat menyebabkan lautan kering.

Spekulasi ini berkembang di antara para peneliti lantaran efek rumah kaca yang semakin berkembang dan membuat lapisan atmosfer semakin menipis.

Sebelum kering, air laut diprediksi bisa mendidih dan membuat permukaan tanah di laut bisa terlihat.

 

4. Badai Geomagnetik

Dampak buruk sinar UV matahari terhadap rambut
Dampak buruk sinar UV matahari terhadap rambut. (Foto: unsplash.com)

Kembali pada tahun 1859, badai matahari terbesar dalam sejarah modern pernah terjadi. Peristiwa itu disebut sebagai Carrington dan merupakan hasil dari Mega-Suar yang menciptakan geomagnetik luar biasa di Bumi.

Badai ini begitu besar dan menghantam kawasan Honolulu dan Southern Lights di Chile. Kala itu, belum banyak perangkat elektronik di dunia.

Tetapi sejumlah perangkat elektronik milik warga saat itu meledak secara bersamaan dan terbakar. Para peneliti mengatakan bahwa badai geomagnetik sebesar itu dapat melumpuhkan kehidupan manusia di masa saat ini.

Belum diketahui secara pasti kapan itu akan terjadi lagi. Namun itu semua dapat terjadi sejadi kapan saja dan tidak bisa diprediksi.

 

5. Matahari Akan Mati

Kekurangan Sinar Matahari Bisa Berdampak Pada Kebahagiaan
Terlalu banyak menghindari sinar matahari juga ternyata bisa berdampak buruk dan berpengaruh langsung pada kebahagiaan. (Foto: unsplash.com)

Para peneliti mengatakan, suatu hari nanti Matahari akan menemui ajalnya.Hal ini diperkirakan akan terjadi sekitar miliaran tahun lagi.

Ahli mengungkapan bahwa matinya Matahari disebakan oleh habisnya bahan bakar pada pusat tata surya ini. Jika sudah mati, ia akan menjadi nebula.

Saat sang surya menjelang 'sekarat', gravitasi akan memaksa Matahari luruh ke intinya, membakar hidrogen yang tersisa, dan membuatnya menjadi raksasa merah.

Karena matahari tak cukup besar untuk meledak dalam supernova yang luar biasa, ia akan berubah menjadi bintang katai putih (white dwarf) yang tak semembara saat ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya