China Sudah Berani Gelar Maraton di Tengah Pandemi COVID-19

Marathon di China ini turut dilengkapi fasilitas kesehatan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 19 Okt 2020, 15:05 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2020, 15:05 WIB
Maraton di Gansu, China.
Maraton di Gansu, China. Dok: CGTN

Liputan6.com, Lanzhou - Maraton untuk mempromosikan gaya hidup sehat digelar di Provinsi Gansu, China. Karena berlangsung di tengah pandemi COVID-19, panitia turut menyediakan fasilitas kesehatan untuk partisipan. 

Ada lebih dari 2.000 pelari profesional dari seantero China yang datang ke Kabupaten Linze, Provinsi Gansu, demi ikut maraton. Mereka berkompetisi bersama hampir 3.000 peserta lokal di Gansu.

Lomba ini merupakan bagian dari seri China Marathon yang diluncurkan pada 2017. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran pada kesehatan.

Maraton ini mencakup 42 kilometer dan 21 kilometer. Ada pula lari khusus keluarga (family-run).

Panitia menyediakan kios untuk minuman, fasilitas medis, dan makanan seperti buah-buahan di sepanjang jalur untuk para pelari.

Sepanjang tahun ini, maraton itu telah diadakan di 34 lokasi di China. Tiap tahunnya ada 500 ribu penggemar olahraga yang mendaftar maraton ini.

Situasi di China lebih longgar ketimbang di negara-negara lain. Gelombang baru COVID-19 sedang menyapu dunia. Lonjakan kasus COVID-19 di Eropa membuat negara-negara di benua tersebut memperketat pembatasan sosial. 

Berdasarkan data Johns Hopkins University, kasus COVID-19 terpantau stabil selama beberapa pekan terakhir, yakni di kisaran 90 ribu kasus.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Kasus COVID-19 Nyaris 40 Juta, Indonesia Tertinggi di ASEAN

FOTO: Prancis Berlakukan Jam Malam untuk Hambat Penyebaran COVID-19
Orang-orang berjalan-jalan di Lille, Prancis, Jumat (16/10/2020). Prancis mengerahkan 12.000 polisi untuk memberlakukan jam malam baru mulai Jumat malam hingga bulan depan untuk memperlambat penyebaran COVID-19. (AP Photo/Michel Spingler)

Kasus COVID-19 di seluruh dunia sudah mencapai 39,8 juta. Angka itu naik 200 ribu dari hari sebelumnya. Total kasus 40 juta sudah di depan mata mengingat kasus di dunia sedang melonjak.

Berdasarkan data Johns Hopkins University, Senin (19/10/2020), tiga kasus tertinggi berada di Amerika Serikat (8,1 juta), India (7,4 juta), dan Brasil (5,2 juta). Tiga kasus kematian tertinggi juga berasal dari negara-negara tersebut.

Kasus COVID-19 di Eropa sedang mulai melonjak. Ini terlihat dari Prancis yang sudah kembali masuk 10 besar dengan 876 ribu kasus. Inggris berada di peringkat 11. 

Negara seperti Belanda mulai mengimbau masyarakat agar tidak travel. Raja dan ratu Belanda yang ketahuan jalan-jalan ke Yunani langsung pulang setelah mendapat banjir kritikan dari parlemen dan masyarakat di media sosial.

Menurut data tersebut, Indonesia kembali menjadi negara dengan kasus nomor 1 terbanyak di dalam daftar negara ASEAN, Totalnya ada 361 ribu kasus. Setelahnya ada Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Myanmar, Kamboja, Brunei, dan  Laos.

Kasus COVID-19 di China terpantau sama sekali tak ada lonjakan. Sejak beberapa pekan terakhir, kasus di China masih berjumlah 90 ribu kasus.

Sementara itu jumlah pasien sembuh di seluruh dunia mencapai 27,4 juta pasien. Tiga pasien sembuh terbanyak berasal dari India (6,5 juta), Brasil (4,5 juta), dan Amerika Serikat (3,2 juta).

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya