Walau Positif Corona, Dokter di Belgia Diminta Tetap Bekerja Tangani Pasien Rumah Sakit

Dokter di kota Liège, Belgia diminta untuk tetap bekerja menangani pasien rumah sakit walaupun mereka sendiri telah dinyatakan positif COVID-19.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 27 Okt 2020, 08:30 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2020, 08:30 WIB
Kesiapan RS Pertamina Jaya
Tim dokter menutup ruang ICU RS Pertamina Jaya, Jakarta, Senin (6/4/2020). Secara keseluruhan RSPJ memiliki kapasitas 160 tempat tidur dengan 65 kamar isolasi dengan negative pressure untuk merawat pasien yang positif Corona. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Liège - Para dokter di kota Liège, Belgia telah diminta untuk tetap bekerja meskipun mereka terinfeksi Virus Corona, di tengah lonjakan kasus dan penerimaan pasien rumah sakit.

Menurut laporan BBC, Selasa (27/10/2020), sekitar seperempat staf medis di sana dilaporkan sakit akibat COVID-19.

Saat ini, sekitar 10 rumah sakit telah meminta agar staf yang dites positif tetapi tidak memiliki gejala apapun untuk tetap bekerja.

Kepala Asosiasi Serikat Medis Belgia mengatakan kepada BBC bahwa mereka tidak punya pilihan jika mereka ingin mencegah runtuhnya sistem rumah sakit dalam beberapa hari.

Dr Philippe Devos mengakui bahwa ada risiko nyata penularan virus ke pasien.

Dalam kondisi mendesak belakangan ini, rumah sakit telah berupaya untuk memindahkan pasien ke tempat lain dan membatalkan operasi yang tidak mendesak, beberapa hari setelah Menteri Kesehatan Frank Vandenbroucke memperingatkan bahwa negara itu dekat dengan potensi "tsunami" infeksi di mana pihak berwenang "tidak lagi dapat mengontrol apa yang terjadi".

Keputusan itu diambil ketika pemerintah di seluruh Eropa mencoba menangani gelombang baru infeksi virus corona.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Lonjakan Kasus di Eropa

Brussel Wajibkan Pemakaian Masker di Tempat Umum
Para perempuan memakai masker di jalanan Brussel, Belgia, Rabu (12/8/2020). Penggunaan masker menjadi wajib di tempat umum di Brussel karena kasus Covid-19 naik ke tingkat kewaspadaan yang menempatkan kota itu di antara yang paling parah terkena dampak corona di Eropa. (François WALSCHAERTS/AFP)

Pada konferensi pers yang digelar Senin 26 Oktober 2020, pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan pembatasan perjalanan, perintah tetap di rumah atau bahkan penguncian nasional mungkin diperlukan di seluruh benua tersebut untuk mengatasi wabah baru.

"Saat ini kami berada jauh di belakang virus ini di Eropa, jadi mendahului itu akan membutuhkan percepatan serius dalam apa yang kami lakukan," kata kepala darurat WHO, Dr Mike Ryan.

Italia, kota yang terpukul akibat Virus Corona baru pada Maret lalu, telah menutup pusat kebugaran, teater, dan kolam renang dalam upaya untuk menurunkan jumlah kasus. 

Negara itu melaporkan lebih dari 21.200 infeksi baru pada Minggu 25 Oktober 2020. 

Pemerintah Italia telah memperingatkan bahwa peningkatan kasus membuat beban besar pada layanan kesehatan, tetapi Perdana Menteri Giuseppe Conte mengatakan bahwa penutupan penuh akan menjadi bencana bagi perekonomian.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya