Liputan6.com, Los Angeles - Masker termahal di dunia buatan Yvel berhasil terjual dengan harga US$ 1,5 juta (Rp 21,1 miliar). Proyek masker ini pertama dipamerkan ke publik pada Agustus 2020 dan akhirnya selesai dibuat.
Masker mewah Yvel tak hanya untuk kemewahan, melainkan bisa menangkal COVID-19. Pada masker itu ada sebuah slot untuk masker N99.
Advertisement
Baca Juga
Menurut laporan Fox Business, Senin (16/11/2020), masker itu dibeli oleh pelanggan lama dari Yvel yang ingin membantu perusahaan di tengah pandemi COVID-19.
"Kami diberkati dengan pelanggan-pelanggan yang sangat loyal yang menjadi sahabat-sahabat dekat kami, yang mengapresiasi kreativitas, komitmen, dan pengabdian dari pengrajin ahli kita," ujar Isaac Levy, pendiri Yvel.
Masker juga disertai disinfektan khusus. Pembelinya hanya diidentifikasi sebagai pebisnis dari Los Angeles, namun ia enggan mengungkap identitasnya. Ia memesannya untuk membantu Yvel dan 150 pegawainya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
250 Gram Emas
Berdasarkan informasi di situs resmi Yvel, masker itu dibuat dari 250 gram emas murni 18 karat. Dilengkap dengan 3.609 berlian hitam dan putih dengan total berat 210 karat.
Pada Agustus lalu, Isaac Levy menyampaikan apresiasinya karena mendapat pesanan ini di tengah pandemi.
Masker itu kini akan dikirimkan ke pembeli anonim dari Los Angeles itu.
Advertisement
Selama Pandemi Covid-19, Sampah Masker Sekali Pakai di Jakarta Capai 860 Kg
Sampah masker di Jakarta meningkat selama pandemi Covid-19 akibat Virus Corona. Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih mengungkapkan, sejak Maret sampai November 2020, sampah masker bekas pakai terkumpul hingga ratusan kilogram.
"Selama masa pandemi ini telah berhasil dikumpulkan masker bekas dari rumah tangga sebanyak 860 kilogram," kata Andono berdasarkan keterangan tertulis, Jumat 13 November 2020.
Menurut dia, sampah masker sekali pakai tersebut terbuang bersama sampah rumah tangga. Sedangkan untuk memutus rantai penularan Covid-19, petugas kebersihan melakukan pemilahan dan pengumpulan untuk ditangani dengan semestinya.
Oleh karena itu, lanjut dia, petugas yang melakukan penanganan sampah masker bekas sekali pakai ini didukung dengan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap.
"Karena masker ini termasuk limbah infeksius Dinas LH bekerja sama dengan pihak Pengolah Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) untuk pemusnahannya dengan cara diinsinerasi," jelas Andono.
Infografis COVID-19:
Advertisement