Liputan6.com, Jakarta - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia WHO memperingatkan bahwa orang termiskin dan paling rentan di dunia tidak boleh "diinjak-injak" untuk mendapatkan vaksin COVID-19.
Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan vaksin yang berhasil harus didistribusikan secara adil, dan dana sebesar $4,3 miliar (sekitar Rp 60 triliun) diperlukan untuk membantu mendanai skema pendistribusian vaksin. Demikian seperti mengutip BBC, Selasa (24/11/2020).Â
Advertisement
Dia mengatakan pertanyaannya adalah "bukan apakah dunia mampu untuk berbagi ... tapi apakah dunia mampu untuk tidak melakukannya".
Empat vaksin kini telah melaporkan hasil yang baik dari uji coba tahap akhir.
Yang terbaru terbukti sangat efektif dalam menghentikan orang yang mengembangkan gejala Covid-19 adalah vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca. Vaksin tersebut dinilai jauh lebih murah untuk diproduksi daripada dua lainnya yang baru-baru ini diumumkan, dan dapat berdampak lebih besar di seluruh dunia.
Oxford jab, yang menurut para peneliti dapat menawarkan perlindungan hingga 90% juga lebih mudah disimpan dan diangkut daripada vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna, serta akan dipasok dengan harga mahal ke negara-negara berkembang.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Hasil Menjanjikan Vaksin
Berbicara pada konferensi pers virtual pada hari Senin, Dr Tedros mengatakan hasil yang menjanjikan dari uji coba vaksin berarti bahwa ada "cahaya di ujung terowongan gelap yang panjang ini semakin terang".
"Pentingnya pencapaian ilmiah ini tidak bisa dilebih-lebihkan," katanya, menambahkan: "Tidak ada vaksin dalam sejarah yang dikembangkan secepat ini."Dia mengatakan bahwa vaksin, dalam kombinasi dengan tindakan kesehatan masyarakat yang telah dicoba dan diuji, akan membantu untuk "mengakhiri pandemi".
Tetapi Dr Tedros mengatakan bahwa sementara dia memahami bahwa "setiap pemerintah dengan benar ingin melakukan segala yang mereka bisa untuk melindungi rakyatnya", dia khawatir bahwa negara-negara kaya akan membeli stok vaksin yang berhasil, sehingga meninggalkan negara-negara miskin dengan tangan kosong.Â
Advertisement