Ratusan Warga Kota Kuno di Myanmar Turun ke Jalan Tolak Kudeta Militer

Kudeta militer di Myanmar semakin mendapat penolakan yang luas baik dari dalam maupun luar negeri.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 12 Feb 2021, 16:38 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2021, 16:38 WIB
Warga unjuk rasa di kuil kuno Myanmar. Mereka ikut menolak kudeta militer.
Warga unjuk rasa di kuil kuno Myanmar. Mereka ikut menolak kudeta militer. Dok: AFP

Liputan6.com, Bagan - Aksi penolakan kudeta militer di Myanmar meluas hingga ke kota kuno. Ratusan warga di kota Bagan turun ke jalan untuk berunjuk rasa menolak kudeta terhadap Aung San Suu Kyi. 

Bagan merupakan kota kuno di Myanmar yang menjadi rumah bagi kuil dan pagoda kuno. Lokasi itu adalah kota wisata yang masuk daftar UNESCO pada 2019.

Dilaporkan AFP, Jumat (12/2/2021), peserta protes adalah para pekerja di sektor pariwisata di Bagan. Anak muda dan anak kecil yang memakai beragam kostum ikut terlibat.

Mereka juga terlihat membawa gong, serta foto-foto dari Suu Kyi yang kini masih ditahan militer. Mayoritas peserta demo mengenakan masker.

Gelombang protes terus menerjang Myanmar meski militer menyuruh agar warga kembali bekerja. Militer bahkan sempat memutuskan internet. 

Militer Myanmar rencananya memegang kekuasaan selama setahun dan berjanji akan mengadakan pemilu yang demokratis.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Joe Biden Restui Sanksi AS Untuk Militer Myanmar

Militer Myanmar Kerahkan Kendaraan Lapis Baja Blokir Jalan Menuju Gedung Parlemen
Kendaraan pengendali kerusuhan polisi dan truk pengangkut diparkir di jalan menuju gedung parlemen di Naypyitaw, Myanmar (2/2/2021). Militer Myanmar juga enahan politisi senior termasuk peraih Nobel dan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi. (AP Photo)

Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah menyetujui perintah eksekutif (executive order) untuk menjatuhkan sanksi kepada para pemimpin kudeta Myanmar.

Langkah-langkah tersebut akan difokuskan pada para pemimpin militer Myanmar, anggota keluarga mereka dan bisnis yang terkait dengan mereka.

Langkah-langkah juga diambil untuk memblokir akses oleh militer ke US$ 1 miliar dana pemerintah yang disimpan di AS, demikian dikutip dari laman BBC, Kamis (11/2). 

Sanksi itu datang ketika seorang wanita yang mendapatkan luka tembak di kepala saat protes menentang kudeta dan dilaporkan telah kehilangan nyawanya di sebuah rumah sakit di ibu kota Nay Pyi Taw.

Mya Thwe Thwe Khaing terluka pada Selasa (9/2) ketika polisi Myanmar mencoba membubarkan pengunjuk rasa menggunakan meriam air, peluru karet dan peluru tajam.

Luka itu dihasilkan oleh satu peluru tajam, kata kelompok hak asasi.

Puluhan ribu orang muncul dalam protes jalanan terhadap kudeta pekan lalu, yang menggulingkan pemerintah Aung San Suu Kyi yang -- meskipun baru-baru ini ada larangan pertemuan besar dan jam malam.

Ada laporan cedera serius lainnya karena polisi telah meningkatkan penggunaan kekuatan mereka, tetapi sejauh ini tidak ada korban jiwa di Myanmar.

Rusia Tolak Intervensi

Lautan Manusia di Yangon Protes Kudeta Myanmar
Seorang pengunjuk rasa mengacungkan salam tiga jari saat demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar pada Sabtu (6/2/2021). Menurut saksi mata, aksi tersebut adalah demonstrasi jalanan terbesar yang berlangsung di Myanmar sejak kudeta hari Senin, 1 Februari lalu. (STR / AFP)

Pemerintah Rusia mengambil sikap untuk tidak ikut campur urusan dalam negeri Myanmar. Saat ini, Myanmar masih diterjang gelombang demonstrasi yang menolak kudeta militer. 

"Kami telah mencatat situasi di Myanmar dan Kementerian Luar Negeri telah menyampaikan harapan agar semua masalah diselesaikan lewan cara dialog dan kerangka mekanisme legal," kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lydumila Vorobyova, dalam konferensi pers virtual, Rabu (10/2).

"Itu menggambarkan posisi Rusia dengan baik dan kita tidak akan ikut campur di masalah domestik dari negara berdaulat dengan cara apapun," jelas Dubes Lyudmila. 

Sebelumnya, sentimen serupa disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri China yang menegaskan agar masalah di Myanmar bisa diselesaikan dengan dialog. China juga tetap menganggap Myanmar sebagai sahabat. 

Posisi China dan Rusia berbeda dari posisi Amerika Serikat dan Uni Eropa yang mengecam kudeta militer di Myanmar. Presiden AS Joe Biden berkata telah mempertimbangkan pemberian sanksi bagi Myanmar, serta menuntut militer agar melepas kekuasaan. 

Sejauh ini, militer Myanmar berjanji akan melaksanakan demokrasi dan melakukan pemilihan setelah setahun berkuasa. 

Infografis Kudeta Myanmar:

Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya