Liputan6.com, Edinburgh - Inggris mendeteksi kemunculan varian baru COVID-19, yakni B.1.525. Jenis ini disebut mirip dengan varian dari Afrika Selatan dan telah muncul di beberapa negara lain.
Menurut laporan BBC, Kamis (18/2/2021), peneliti Universitas Edinburgh di Skotlandia menemukan 38 kasus terkait varian B.1.525. Dua kasus ditemukan di Wales dan 36 di Inggris.
Advertisement
Baca Juga
Otoritas kesehatan lantas melakukan tes COVID-19 secara door-to-door di area munculnya mutasi ini.
Varian ini sudah muncul di negara lain seperti Denmark, Nigeria, dan Amerika Serikat.
Peneliti di Inggris masih mempelajari risiko dari mutasi baru ini. Saat ini, varian ini masih dalam kategori diinvestigasi, dan belum masuk daftar varian yang dikhawatirkan.
Profesor Ravi Gupta dari Universitas Cambridge berkata mutasi B.1.525 sudah terlihat di varian-varian COVID-19 lain. Hal itu dianggap cukup melegakan karena pemerintah jadi bisa memprediksi kemungkinan efeknya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Tambah Testing dan Perkuat Tracing
Profesor Yvonne Doyle dari Public Health England (PHE) menyebut pihaknya sedang mengawasi data varian-varian baru yang muncuk dan di mana intervensi kesehatan masyarakat perlu diambil, contohnya seperti testing tambahan dan contact tracing yang lebih kuat.
Saat ini, mutasi ini belum diketahui lebih parah.
"Tak ada bukti saat ini bahwa mutasi-mutasi ini menyebabkan penyakit yang lebih parah atau menambah penularan," ucapnya.
Varian B.1.525 memiliki mutasi yang disebut E484K yang serupa dengan varian Brasil dan Afrika Selatan. Efeknya, virus ini bisa melewati beberapa pertahanan imun manusia.
Advertisement
Dampak pada Vaksin
Adanya varian baru COVID-19 menyebabkan ilmuwan khawatir terhadai kemanjuran vaksin COVID-19. Tetapi, para ilmuwan yakin vaksin seharusnya tetap ampuh melawan varian baru, meski kemanjurannya berkurang.
Profesor Gupta berkata mutasi virus seperti E484K dapat mengancam vaksin.
Jenis vaksin COVID-19 kini sedang dibuat para ilmuwan untuk melawan varian baru.
Profesor Andrew Hayward, pakar epidemiologi dari University College London, berkata varian baru COVID-19 ini tidak menyebar cepat seperti strain-strain lain.
Namun, ia berkata perlu agar memantau lekat-lekat varian ini agar mengetahui efeknya.
Infografis COVID-19:
Advertisement