Yahya Hamza Koshak Sang Insinyur Pemugaran Sumur Air Zamzam Arab Saudi Meninggal Dunia

Yahya Hamza Koshak memimpin tim pemugaran sumur Air Zamzam empat dekade lalu.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 03 Mar 2021, 13:57 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2021, 13:57 WIB
zamzam, sumur zamzam
Tahukah Anda berapa jumlah air yang dipompa sumur zamzam dalam waktu satu detik untuk memenuhi kebutuhan banyak orang?

Liputan6.com, Jakarta Rakyat Arab Saudi berduka atas meninggalnya Yahya Hamza Koshak pada usia 80 tahun. Ia dikenal sebagai seorang insinyur yang berjasa terhadap pemugaran sumur Air Zamzam.

Koshak, juga dikenal sebagai "bapak insinyur," adalah mantan direktur jenderal Perusahaan Air Nasional Arab Saudi dan anggota Organisasi Pers dan Publikasi Okaz.

Koshak memegang sejumlah posisi pemerintahan selama karir yang panjang, termasuk wakil menteri urusan teknis di Makkah, seperti dikutip dari laman Arab News, Rabu (3/3/2021).

Dia memimpin tim pemugaran sumur Air Zamzam empat dekade lalu dan menulis sebuah buku, "Zamzam: Air Suci," di mana dia mencatat pengamatannya di dalam sumur.

"Membersihkan sumur Air Zamzam adalah salah satu proyek terpentingnya, tugas besar di bawah arahan mendiang Raja Khalid," kata keponakannya.

Dalam bukunya, Koshak menguraikan sejarah sumur dan sumber airnya, serta mendokumentasikan benda-benda arkeologi yang ditemukan selama proyek pembersihan.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


Sosok Berjiwa Sosial

20150701-Zamzam-Jakarta
Air zamzam adalah air yang penuh keistimewaan dan diyakini bisa memyembuhkan penyakit.

Ia lahir di Makkah, di mana ayahnya, seorang pedagang, bekerja selama musim Umrah, menjabat sebagai ketua Pembentukan Motawif Jemaah Muslim Turki di Eropa, Amerika dan Australia.

Ibunya adalah teman dekat istri mendiang Raja Faisal, Putri Effat. Koshak belajar di salah satu sekolah pertama di kota Taif setelah didirikan oleh Raja Faisal dan Putri Effat.

Ia belajar teknik di Universitas Ain Shams Kairo, tetapi menyelesaikan gelarnya di Riyadh. Dia kemudian melanjutkan pendidikannya di AS, di mana ia memperoleh gelar Ph.D. dalam ilmu teknik.

Keponakannya Nabeel Koshak mengatakan kepada Arab News bahwa almarhum sangat disayanginya oleh banyak orang.

"Dia sosok yang berjiwa sosial, dekat dengan orang, dan selalu baik dan tidak suka menyakiti siapa pun. Dia juga periang. Ini adalah karakteristik yang membedakan kepribadiannya."

"Koshak seperti seorang ayah bagi saya, dan keluarganya tetap bangga bahwa dia mendapatkan kepercayaan dari Kerajaan," kata keponakannya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya