Sukses Lawan COVID-19, Nguyen Xuan Phuc Dilantik Jadi Presiden Vietnam

Ketua satgas COVID-19 Nguyen Xuan Phuc Vietnam dianggap sukses melawan pandemi.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 05 Apr 2021, 14:33 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2021, 14:33 WIB
ilustrasi bendera Vietnam (AFP)
ilustrasi bendera Vietnam (AFP)

Liputan6.com, Hanoi - Nguyen Xuan Phuc dilantik menjadi presiden Vietnam. Ia dikenal sukses melawan COVID-19 di negara tersebut.

Ia dilantik pada Senin (5/4/2021) di Hanoi. Hampir 500 orang anggota dewan nasional Vietnam mendkung Nguyen Xuan Puc, demikian laporan Channel News Asia.

Sebelumnya, Phuc merupakan perdana menteri Vietnam yang memimpin respons COVID-19 di negaranya.

Vietnam adalah salah satu negara Asia Tenggara yang berani menerapkan lockdown tegas di awal pandemi. Pemerintah juga bergerak cepat ketika ada klaster baru.

Berdasarkan data Johns Hopkins University, total kasus COVID-19 di Vietnam adalah 2.639 kasus. Jumlah meninggal 35 orang.

 

Baca juga: 5 Rahasia Lockdown Vietnam, Salah Satunya Tidak Bercanda

Saksikan Video Pilihan Berikut:

Bank Dunia: China dan Vietnam Pimpin Pemulihan Ekonomi Asia Timur dan Pasifik

Suasana Hanoi Jelang Hari Nasional Vietnam
Seorang wanita mengendarai sepeda di sepanjang gang yang didekorasi dengan bendera nasional Vietnam menjelang perayaan Hari Nasional Vietnam di Hanoi (1/9/2020). Peringatan 75 tahun Hari Nasional Vietnam jatuh pada tanggal 2 September 2020. (AFP Photo/Nhac Nguyen)

Laporan Economic Update Bank Dunia terbaru menyebutkan negara-negara berkembang di Kawasan Asia Timur dan Pasifik menjalani pemulihan yang tidak merata. Hanya China dan Vietnam yang mengalami grafik pemulihan ekonomi berbentuk huruf V, di mana output kedua negara tersebut saat ini telah melampaui tingkatan di saat sebelum pandemi.

"Tampaknya kita akan melihat adanya pemulihan pada tiga kecepatan yang berbeda. Tiongkok dan Vietnam diperkirakan mengalami pertumbuhan yang lebih kuat pada tahun 2021, masing-masing sebesar 8,1 persen dan 6,6 persen, meningkat dari 2,3 persen dan 2,9 persen pada tahun 2020," ujar Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Victoria Kwakwa dalam pernyataanya, Jumat (26/3). 

Negara-negara besar lainnya yang terdampak lebih parah oleh krisis yang terjadi akan bertumbuh pada angka rata-rata 4,6 persen, sedikit lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan sebelum masa krisis. Pemulihan diperkirakan terjadi dalam jangka waktu lebih lama terutama di negara-negara pulau yang bergantung kepada sektor pariwisata.

Laporan ini memperkirakan bahwa stimulus AS dapat menambahkan rata-rata 1 poin persentase bagi pertumbuhan ekonomi di negara-negara di kawasan ini pada tahun 2021 dan mempercepat pemulihan hingga rata-rata tiga bulan.

Risiko terhadap kemungkinan ini adalah pada pelaksanaan vaksinasi COVID-19 yang terjadi secara perlahan, yang dapat memperlambat pertumbuhan sebesar hingga 1 poin persentase di beberapa negara.

Laporan Bank Dunia ini menyerukan kepada negara-negara untuk mengambil tindakan mengendalikan penyakit, mendukung perekonomian, dan memastikan bahwa proses pemulihannya meliputi pertimbangan kelestarian lingkungan.

Terdapat juga peringatan bahwa dengan jumlah cadangan dan alokasi vaksin yang ada saat ini, vaksinasi di negara-negara industri dapat menjangkau lebih dari 80 persen penduduk pada akhir tahun 2021. Sementara di negara-negara berkembang mungkin hanya dapat meliputi sekitar 55 persen penduduknya.

Infografis COVID-19:

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya