Liputan6.com, Sanaa - Milisi Houthi yang didukung Iran pada Selasa 1 Juni 2021 dituduh memblokir akses warga ke vaksin COVID-19 di Yaman utara.
Para pemimpin Houthi disebut-sebut telah menyembunyikan informasi tentang bahaya COVID-19 dan prevalensi penyakit di wilayah yang berada dalam kendali mereka, termasuk ibu kota, Sanaa, kata Human Rights Watch.
"Sejak awal pandemi di Yaman pada April 2020, pejabat Houthi secara aktif menyebarkan disinformasi tentang virus dan vaksin," kata wakil direktur kelompok hak asasi Timur Tengah, Michael Page.
Advertisement
Keputusan yang disengaja dari otoritas Houthi untuk merahasiakan jumlah sebenarnya dari kasus COVID-19 dan penentangan mereka terhadap vaksin membuat nyawa orang Yaman dalam bahaya."
"Berpura-pura COVID-19 tidak ada bukanlah strategi mitigasi dan hanya akan menimbulkan penderitaan massal," jelas page.
"Mengingat sistem perawatan kesehatan yang melemah di Yaman, otoritas Houthi setidaknya harus memastikan transparansi sehingga warga sipil yang tinggal di daerah mereka dapat memahami skala pandemi dan memfasilitasi rencana vaksinasi internasional yang memenuhi kebutuhan di lapangan."
Yaman menerima 360.000 dosis vaksin AstraZeneca pada 31 Maret, yang pertama dari 1,9 juta dosis yang diberikan tahun ini melalui program COVAX untuk negara-negara miskin.
Kampanye vaksinasi COVID-19 Yaman dimulai di daerah-daerah yang dikuasai pemerintah pada 20 April, memberikan dorongan pada sistem perawatan kesehatan yang hancur oleh perang, keruntuhan ekonomi, dan kekurangan dana bantuan kemanusiaan.
Sekitar 10.000 dari dosis yang ditujukan untuk daerah-daerah kekuasaan Houthi telah terjebak dalam perselisihan antara pihak-pihak tentang bagaimana hal itu akan diberikan, menurut sumber bantuan kemanusiaan dan pejabat Yaman.
Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia di Yaman, Adham Abdel-Moneim, mengatakan 10.000 dosis vaksin telah tiba di bandara Sanaa pada Senin 31Â Mei dan sekarang dalam alat penyimpanan bersuhu dingin.
Â
Pengujian di Tengah Konflik
Pihak berwenang Houthi, yang mengendalikan Sanaa dan sebagian besar daerah perkotaan utama di Yaman utara, tidak memberikan angka infeksi virus corona atau kematian sejak kasus mulai merebak pada Mei 2020.
Tetapi jumlah kasus yang dikonfirmasi di seluruh Yaman mulai meningkat pesat pada pertengahan Februari 2021.
Komite darurat COVID-19 milik pemerintah telah mencatat 6.742 infeksi dan 1.321 kematian sejauh ini, meskipun angka sebenarnya secara luas dianggap jauh lebih tinggi karena perang telah membatasi pengujian dan pelaporan COVID-19.
Para pemimpin senior Houthi telah menolak virus corona sebagai konspirasi. Namun ia berkata;
"Amerika memikul tanggung jawab utama atas epidemi COVID-19," kata kepala milisi Abdul Malik Al-Houthi tahun lalu.
Advertisement