Berlin - Media Jerman Deutsche Welle (DW) memuat sebuah artikel berisi tujuh kota pesisir terbesar di dunia yang berpotensi terendam banjir parah pada tahun 2050, sebagai akibat dari pemanasan global. Data yang digunakan merupakan hasil penelitian yang dirilis organisasi sains independen asal AS, Climate Central dan BMKG.
Banjir ekstrem yang dulunya terjadi sekali seabad terpantau mulai terjadi setiap tahun di beberapa kota.
Baca Juga
Berikut ini ketujuh kota termasuk Jakarta, Indonesia di dalamnya, dikutip dari DW Indonesia, Senin (8/6/2021):Â
Advertisement
1. Hanoi, Vietnam
Lebih dari 31 juta orang, hampir seperempat dari total populasi Vietnam, diperkirakan akan menghadapi ancaman banjir.
Climate Central menyebut babwa genangan air akibat rob setidaknya akan terjadi sekali setahun hingga tahun 2050.
Pada tenggat masa itu, banjir rob tahunan secara khusus akan memengaruhi daerah padat penduduk di Delta Mekong dan pantai utara di sekitar ibu kota Vietnam, Hanoi.
2. Shanghai, China
Shanghai, yang merupakan kota terpadat di China, diperkirakan bakal jadi kota yang paling rentan terdampak banjir rob. Alasannya karena kota tersebut tak punya sistem pertahanan pantai.
Hasil penelitian yang dirilis organisasi sains independen asal AS, Climate Central menyebut tempat tinggal bagi 93 juta orang yang saat ini tinggal di China daratan itu, kemungkinan akan terendam banjir pada tahun 2050 akibat banjir rob.
Â
3. Kolkata, India
Di India, kenaikan permukaan laut diperkirakan membuat kawasan yang saat ini dihuni sekitar 36 juta orang itu rentan terkena banjir tahunan pada 2050. Benggala Barat dan Odisha dianggap sangat berisiko, seperti kota Kolkata di bagian timur. Menurut Climate Central, tidak adanya pertahanan pantai seperti tanggul, membuat ketinggian suatu tempat jadi penentu sejauh mana banjir akan merendam daratan.
4. Bangkok, Thailand
Lebih dari 10% warga di Thailand saat ini tinggal di daratan yang dapat terendam banjir pada tahun 2050. Letak ibu kota politik dan komersial itu hanya 1,5 meter di atas permukaan laut sehingga berisiko tergenang.
Pemetaan yang dilakukan Earth.Org, organisasi nonprofit yang berbasis di Hong Kong, menunjukkan 94% warga Thailand akan mengungsi karena banjir pada tahun 2100.
5. Basra, Irak
Menurut model yang dibuat Climate Central, Basra juga sangat rentan terkena dampak banjir rob. Sebagian besar dari kota terbesar kedua di Irak tersebut dapat tenggelam pada tahun 2050. Para ahli memperkirakan dampaknya jauh melampaui perbatasan Irak, karena migrasi yang disebabkan oleh naiknya air laut dapat memicu atau memperparah konflik regional dan politik.
6. Alexandria, Mesir
Banjir juga dapat menyebabkan warisan budaya menghilang di masa depan. Alexandria didirikan oleh Alexander Agung lebih dari 2.000 tahun yang lalu, dan sebagian besar dari kota berpenduduk 5 juta di Mediterania itu terletak di dataran rendah.
Pemetaan yang dilakukan Earth.Org memperlihatkan bahwa tanpa pengendalian banjir atau program relokasi, sebagian besar kota dapat terendam pada tahun 2100.
7. Jakarta, Indonesia
Meski tidak secara khusus tercantum dalam laporan Climate Central, namun Jakarta juga tak luput dari ancaman banjir kronis.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) potensi banjir meningkat di DKI Jakarta karena terjadi penurunan tanah di 40% wilayah ibu kota. Jakarta tenggelam rata-rata 1-15 cm per tahun dan hampir separuh kota sudah berada di bawah permukaan laut.
Advertisement