Mengenal Burung Robin, Unggas Pemilik Retina Super Setara Alat Penunjuk Arah

Para ilmuwan mengungkapkan retina mata burung robin Eropa seperti kompas penunjuk arah.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jul 2021, 20:40 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2021, 20:40 WIB
[Fimela] burung
ilustrasi burung | pexels.com/@jplenio

Liputan6.com, Eropa - Cara burung bermigrasi dari jarak jauh di darat dan laut yang dahulu menjadi misteri. Namun, perlahan dapat dipecahkan. Para ilmuwan kini bisa menemukan jawabannya sedikit demi sedikit dari mempelajari burung robin supaya tidak tersesat dan menemukan petunjuk dengan merasakan medan magnet bumi.

Sama seperti Anda saat menggunakan kompas magnetik untuk menemukan arah utara atau selatan, burung dianggap memiliki "kompas hidup" built-in.

Menurut sebuah studi baru, sebuah bahan kimia di mata yang sensitif terhadap magnet bisa menjadi bukti teori ini. Peter Hore seorang profesor kimia di Universitas Oxford, mengatakan bisa jadi burung bisa "melihat" medan magnet bumi, meski kita tidak tahu pasti.

Peter mengatakan, kemungkinan para peneliti telah mengidentifikasi molekul yang memungkinkan burung penyanyi kecil yang bermigrasi untuk mendeteksi arah medan magnet bumi, yang tidak diragukan lagi dapat mereka lakukan,dan menggunakan informasi itu untuk membantu mereka menavigasi ketika mereka bermigrasi ribuan kilometer.

Selama beberapa dekade, para ilmuwan telah menyelidiki bagaimana hewan seperti burung, penyu, ikan, dan serangga merasakan medan magnet bumi dan menggunakannya agar mereka tidak tersesat.

Burung robin Eropa menjadi pendukung studi tentang "kompas hidup" built-in, yang biasa digunakan burung untuk mengarahkan diri mereka sendiri menggunakan medan magnet bumi.

Salah satu pesaing kimia adalah molekul di retina mata yang dikenal sebagai kriptokrom.

 

Retina Mata Burung yang Luar Biasa

Mengamati Burung Migrasi di Perairan Hutan Lindung Angke Kapuk
Sebagai negara mega biodiversity (18% jenis burung dunia terdapat di Indonesia), tujuan kegiatan pengamatan burung ini yaitu untuk memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian burung migran dan habitatnya di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Tim Oxford mempelajari bentuk molekul yang dimurnikan di laboratorium untuk melihat apakah itu cocok untuk tujuan sebagai sensor magnetik.

Mereka menemukan itu memiliki kemampuan untuk membentuk pasangan "radikal" yang memiliki sensitivitas magnetik tinggi. Radikal adalah atom atau molekul yang sangat reaktif secara kimia.

Peter menyatakan mekanisme yang mereka selidiki melibatkan reaksi kimia yang sensitif secara magnetis yang diprakarsai oleh cahaya di dalam mata burung. Tepatnya di retina mata mereka.

"Tampaknya mungkin. Saya akan mengatakannya tidak lebih kuat dari itu pada saat ini mengenai reaksi kimia yang sangat khusus ini dapat memberikan informasi kepada burung tentang arah medan magnet bumi dan dengan cara itu membentuk kompas magnet," tandasnya.

Diperkirakan bahwa cahaya yang mengenai retina menyebabkan elektron bergerak di dalam molekul kriptokrom. Di mana hal itu akan memicu produksi sepasang radikal energi tinggi berumur pendek, yang bertindak seperti magnet mikroskopis.

Para ilmuwan merasa masih banyak yang harus ia lakukan dalam penelitian ini sebelum mereka dapat memastikan mekanisme yang benar dan molekul yang benar.

Akan tetapi, mereka yakin dengan fakta bahwa molekul tersebut lebih sensitif secara magnetis pada burung robin daripada pada burung seperti ayam, yang tidak bermigrasi.

Burung robin banyak dijumpai di taman Inggris. Namun saat di sana sedang musim dingin di Inggris. Beberapa burung robin akan bermigrasi dengan jarak lebih dari seratus mil semalam ke iklim yang lebih hangat ke Eropa, Skandinavia, dan Rusia.

 

Reporter: Bunga Ruth

Infografis Waspada Mutasi Covid-19 Kombinasi Varian Inggris-India

Infografis Waspada Mutasi Covid-19 Kombinasi Varian Inggris-India. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Waspada Mutasi Covid-19 Kombinasi Varian Inggris-India. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya