Liputan6.com, Athena - Petugas pemadam kebakaran berjuang melawan dua kebakaran hutan besar yang terjadi di Yunani pada Senin (2/8), ketika perdana menteri mengatakan negara itu menderita gelombang panas terburuk dalam lebih dari tiga dekade.
Kebakaran juga berkobar di seluruh Turki, Spanyol dan Italia selama akhir pekan dengan para ahli memperingatkan perubahan iklim meningkatkan frekuensi dan intensitas kebakaran tersebut. Demikian seperti mengutip Channel News Asia, Selasa (3/8/2021).Â
Advertisement
Baca Juga
Lebih dari 3.000 hektar kebun pinus dan zaitun telah habis oleh kebakaran yang terjadi pada hari Sabtu di dekat kota Patras, 200 kilometer barat Athena, menurut Observatorium Nasional Athena mengutip citra satelit Uni Eropa.
Pihak berwenang bergegas untuk membantu petugas memerangi kobaran api di pulau Rhodes dekat Turki.
"Kami menghadapi gelombang panas terburuk sejak 1987," kata Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis, seraya menambahkan bahwa pihak berwenang melakukan "segala yang mungkin" untuk mengatasi situasi tersebut.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kebakaran di Yunani
Wakil Menteri Perlindungan Sipil Nikos Hardalias mengatakan bahwa ada 1.584 kebakaran di seluruh Yunani pada Juli dibandingkan dengan 953 pada 2019, dan ada 116 kebakaran baru hanya dalam 24 jam terakhir.
"Kami tidak lagi berbicara tentang perubahan iklim tetapi tentang ancaman iklim," katanya kepada Star TV.
Api di dekat Patras tidak sepenuhnya terkendali pada hari Senin, layanan cuaca negara itu mengatakan kepada kantor berita ANA.
Dan suhu hingga 45 derajat Celcius telah diperkirakan untuk daerah terdekat, menimbulkan risiko baru bagi tanah yang sudah kering oleh gelombang panas.
Para pejabat telah mengevakuasi lima desa dan satu kota tepi laut dan delapan orang dirawat di rumah sakit karena luka bakar dan masalah pernapasan.
Advertisement