Liputan6.com, Phnom Penh - Kamboja pada Senin, 9 Agustus 2021 mengonfirmasi 508 kasus COVID-19 baru, di mana 121 di antaranya merupakan kasus impor. Hal itu meningkatkan total beban kasus nasional menjadi 82.399, kata Kementerian Kesehatan (MoH) dalam sebuah pernyataan.
Angka ini menujukkan bahwa kasus harian COVID-19 di negara yang terletak di kawasan Asia Tenggara itu belum mengalami penurunan yang signifikan, demikian dikutip dari laman Xinhua, Senin (9/8/2021).
Baca Juga
Sebanyak 23 kematian lagi telah terdaftar, menjadikan jumlah kematian keseluruhan menjadi 1.585, kata Kementerian Kesehatan Kamboja.
Advertisement
Pihak terkait juga menambahkan bahwa 660 pasien lainnya telah pulih, sehingga jumlah total pemulihan menjadi 76.155.
Menurut Kementerian Kesehatan Kamboja dalam sebuah pernyataan, kasus COVID-19 harian pada Minggu, 8 Agustus tercatat 556. Sebelumnya Jumat, 6 Agustus dikonfirmasi ada 588.
Kamboja memulai upaya vaksinasi COVID-19 untuk orang dewasa pada 10 Februari 2021 dan untuk remaja berusia 12 hingga 17 pada 1 Agustus 2021.
Vaksinasi ini bertujuan untuk menginokulasi 12 juta orang, atau 75 persen dari 16 juta penduduknya pada November 2021.
Sekretaris negara dan juru bicara Kementerian Kesehatan Or Vandine mengatakan pada hari Minggu, negara itu telah menginokulasi 8,15 juta orang, termasuk 7,87 juta orang dewasa dan 279.077 remaja, terhitung 50,95 persen dari total populasi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kamboja Sukses Latih Tiga Anjing Deteksi Virus Corona COVID-19 Dalam 15 Detik
Sementara kasus harian mencatat rekor, Kamboja berhasil latih anjing untuk deteksi Virus Corona COVID-19.
"Tiga anjing Kamboja berhasil dilatih untuk mendeteksi COVID-19," kata Direktur Jenderal Pusat Aksi Ranjau Kamboja (Cambodian Mine Action Center/CMAC) Heng Ratana pada Senin, 2 Agustus 2021.
Anjing-anjing tersebut telah dilatih dengan sampel aroma, yang dikenal sebagai senyawa organik yang mudah menguap atau Volatile Organic Compound (VOC), pada 48 pasien COVID-19 dari tim teknis Universitas Ilmu Kesehatan Kamboja, dan semua sampel tersebut telah diperiksa dengan polymerase chain reaction (PCR) dan teknik kultur sel untuk memastikan keamanan, katanya lagi seperti dikutip dari Xinhua, Selasa (3/8/2021).
"CMAC dan Universitas Ilmu Kesehatan bekerja sama untuk penelitian dan pengembangan anjing pendeteksi COVID-19, dan pada tahap awal ini, kami dengan senang hati menginformasikan bahwa tiga anjing pendeteksi CMAC dapat mendeteksi VOC dari 48 pasien COVID-19 dan tujuh anjing lainnya membuat kemajuan luar biasa," tulis Ratana di halaman Facebook miliknya.
Anjing-anjing yang terlatih itu dapat mengendus dan mendeteksi sampel aroma dalam waktu 10 hingga 15 detik saja, katanya, seraya menambahkan bahwa penggunaan anjing pendeteksi COVID-19 efektif untuk kerumunan besar seperti bandara, pos pemeriksaan perbatasan internasional, stadion, dan sebagainya.
Advertisement