Erdogan Akan Kembali Beli Sistem Rudal Rusia, Kena Sanksi AS Lagi?

Turki dikeluarkan dari program F-35 dan pejabat pertahanannya diberi sanksi setelah sebelumnya pernah membeli sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 28 Sep 2021, 16:29 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2021, 16:29 WIB
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. (Source: AP Photo/Burhan Ozbilici)

Liputan6.com, Ankara - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, negaranya sedang mempertimbangkan untuk membeli sistem rudal Rusia kedua meskipun ada respons keberatan dari sekutu NATO Amerika Serikat.

Dalam sebuah wawancara dengan penyiar Amerika CBS News, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Turki akan membuat keputusan tentang sistem pertahanannya secara independen, demikian dikutip dari laman Al Jazeera, Selasa (28/9/2021).

Berbicara kepada koresponden Margaret Brennan di New York pekan lalu, Erdogan menjelaskan bahwa Turki tidak diberi opsi untuk membeli rudal Patriot buatan Amerika dan AS tidak mengirimkan jet siluman F-35 meskipun menerima pembayaran sebesar US$ 1,4 miliar.

"Di masa depan, tidak ada yang bisa ikut campur dalam hal sistem pertahanan seperti apa yang kami peroleh, dari negara mana pada tingkat apa," kata Erdogan dalam sebuah wawancara yang ditayangkan pada Minggu (26/9).

"Tidak ada yang bisa mengganggu itu. Kami adalah satu-satunya yang membuat keputusan seperti itu."

Erdogan Menantang?

Turki dikeluarkan dari program F-35 dan pejabat pertahanannya diberi sanksi setelah membeli sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia.

AS sangat keberatan dengan penggunaan sistem Rusia di dalam NATO dan mengatakan itu merupakan ancaman bagi F-35.

Turki mempertahankan S-400 dapat digunakan secara independen tanpa diintegrasikan ke dalam sistem NATO, dan karena itu tidak menimbulkan risiko.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sanksi AS ke Turki

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (AP/Yasin Bulbul)
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (AP/Yasin Bulbul)

Tahun lalu, AS memberikan sanksi kepada Turki karena pembeliannya di bawah undang-undang 2017 yang bertujuan untuk mendorong kembali pengaruh Rusia.

Pembicaraan berlanjut antara Rusia dan Turki tentang pengiriman gelombang kedua S-400, yang berulang kali dikatakan Washington hampir pasti akan memicu sanksi baru.

"Kami mendesak Turki di setiap tingkat dan kesempatan untuk tidak mempertahankan sistem S-400 dan menahan diri dari membeli peralatan militer tambahan Rusia," kata juru bicara Departemen Luar Negeri ketika ditanya tentang komentar Erdogan.

Sebelum meninggalkan New York, Erdogan mengatakan kepada wartawan bahwa hubungan dengan Presiden Joe Biden belum dimulai dengan baik.

"Saya tidak bisa dengan jujur ​​mengatakan bahwa ada proses yang sehat dalam hubungan Turki-Amerika," katanya kepada kantor berita Anadolu.

Erdogan juga mengatakan kepada media Turki bahwa Turki telah mengembangkan sistem pertahanan misilnya sendiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya