Peringatan WHO: Eropa Bisa Jadi Episentrum COVID-19 Lagi

WHO khawatir karena kasus COVID-19 kembali naik di Eropa.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 05 Nov 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2021, 07:00 WIB
Kabut Tebal Landa Rusia, Banyak Penerbangan Dibatalkan
Seorang pekerja kota berjalan di Lapangan Merah melewati Menara Spasskaya dan Katedral St. Basil terlihat melalui kabut di Moskow, Rusia, Selasa (2/11/2021). Kabut tebal menyelimuti ibu kota Rusia pada Selasa, menyebabkan banyak penundaan penerbangan di bandara Moskow. (AP Photo/Pavel Golovkin)

Liputan6.com, Berlin - WHO khawatir Eropa akan kembali menjadi episentrum kasus COVID-19 akibat melonjaknya kasus. Angka kematian terkait virus corona diprediksi bisa menyentuh setengah juta pada Februari 2022 jika keadaan tak berubah.

Kepala WHO Eropa Hans Kluge berkata program vaksinasi masih belum maksimal. Masalah lainnya adalah pelonggaran COVID-19 sehingga kasus melonjak.

"Kita harus mengubah taktik-taktik kita, dari bereaksi terhadap lonjakan COVID-19 hingga mencegahnya terjadi," ujar Kluge.

Tingkat vaksinasi di Eropa dilaporkan sedang melambat, contohnya di Prancis dan Jerman. Baru 68 persen orang yang mendapatkan dua dosis di Prancis, sementara Jerman 66 persen.

Situasi di Eropa Timur lebih parah lagi. Di Rusia, baru ada 32 persen warga yang mendapatkan dua jenis vaksin. Rusia mengandalkan vaksin Sputnik V buatan dalam negeri.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kasus di Jerman Melonjak

FOTO: DJ Iringi Vaksinasi Virus Corona COVID-19 di Berlin
Seorang DJ tampil saat orang-orang tiba untuk menerima vaksinasi virus corona COVID-19 di pusat vaksinasi Arena Treptow, Berlin, Jerman, Senin (9/8/2021). Vaksinasi dengan diiringi musik DJ tersebut berlangsung pada malam yang panjang di tengah pandemi COVID-19. (John MACDOUGALL/POOL/AFP)

Peringatan dari WHO datang ketika kasus harian di Jerman melonjak hingga 34 ribu kasus. Angka kematian dalam 24 jam relatif rendah, yakni 165 kasus. 

Akan tetapi, kondisi di Jerman dikhawatirkan pertanda adanya gelombang COVID-19 baru, sehingga bisa membebani fasilitas kesehatan. 

Kasus harian di Inggris juga tinggi, yakni 37 ribu kasus. Pemerintah berkata hal itu karena tes COVID-19 yang masif. 

Rusia pun terus mencatat rekor kasus COVID-19. Presiden Vladimir Putin sedang melakukan libur kerja nasional di negaranya selama sekitar dua pekan untuk mencegah penyebaran corona.


Infografis COVID-19:

Infografis 8 Cara Cegah Bayi Baru Lahir Tertular Covid-19
Infografis 8 Cara Cegah Bayi Baru Lahir Tertular Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya