Kota di China Wajibkan 56 Hari Karantina COVID-19 bagi Pelancong Internasional

Otoritas Kota Shenyang di wilayah China utara mewajibkan pelaku perjalanan dari luar negeri untuk menjalani karantina selama 56 hari.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Nov 2021, 20:02 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2021, 09:00 WIB
Cegah Kenaikan Kasus COVID-19, China Perketat Pembatasan
Orang-orang berjalan melintasi jembatan penyeberangan di lingkungan dengan dugaan kasus virus corona di Beijing (15/9/2021). China memperketat penguncian dan meningkatkan pesanan untuk pengujian massal di kota sepanjang pantai timurnya di tengah lonjakan kasus COVID-19. (AP Photo/Mark Schiefelbein)... Selengkapnya

Liputan6.com, Shenyang - Otoritas Kota Shenyang di wilayah China utara mewajibkan pelaku perjalanan dari luar negeri untuk menjalani karantina COVID-19 selama total 56 hari.

Mereka yang baru datang di Shenyang harus dikarantina selama 28 hari di hotel dan 18 hari di rumah, demikian dilaporkan media China, Minggu 14 November 2021, dikutip dari Antara (15/11/2021).

Selama di hotel, para pendatang tersebut tidak diizinkan membuka pintu bagi siapa pun kecuali pengantar makanan.

Demikian pula selama karantina di dalam rumah, mereka tidak diizinkan keluar.

Kebijakan ketat yang diambil otoritas Shenyang, ibu kota Provinsi Liaoning, tersebut adalah bagian dari strategi "nol COVID-19".

Shenyang terakhir kali menemukan kasus positif COVID-19 pada Juli.

Situasi COVID-19 di China

Cegah Kenaikan Kasus COVID-19, China Perketat Pembatasan
Orang-orang berjalan melintasi jembatan penyeberangan di lingkungan dengan dugaan kasus virus corona di Beijing (15/9/2021). China memperketat penguncian dan meningkatkan pesanan untuk pengujian massal di kota sepanjang pantai timurnya di tengah lonjakan kasus COVID-19. (AP Photo/Mark Schiefelbein)... Selengkapnya

Sementara beberapa kota di China mendapati kasus terakhir mereka pada Oktober lalu dengan peningkatan lebih dari 70 persen, menurut laporan The Waijiao.

Meskipun penambahan kasus harian COVID-19 relatif kecil ketimbang negara-negara lain, China belum terbebas dari penyakit menular dan mematikan itu.

"Meskipun jangkauan vaksinasi sangat luas, kebijakan ketat pencegahan dan pengendalian COVID-19 masih diperlukan," kata Direktur Departemen Penyakit Menular Rumah Sakit Huashan, Zhang Wenhong.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya