Akan Bertemu Joe Biden, Xi Jinping Minta AS Mundur dari Segala Urusan dengan Taiwan

Presiden Xi Jinping akan mengangkat isu Taiwan dengan pertemuan dengan Joe Biden.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 16 Nov 2021, 06:45 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2021, 18:55 WIB
Xi Jinping
Xi Jinping menyampaikan pidato penting dalam upacara peringatan 100 tahun berdirinya Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC) di Beijing, ibu kota China, pada 1 Juli 2021. (Xinhua/Ju Peng).

Liputan6.com, Beijing - Presiden China Xi Jinping diperkirakan akan menggunakan pertemuan virtual pertamanya dengan Presiden AS Joe Biden untuk memperingatkan Amerika Serikat agar "mundur" dari segala urusan dengan Taiwan, menurut editorial media pemerintah China pada Senin (15/11/2021).

Xi Jinping dan Joe Biden dijadwalkan bertemu secara virtual pada Selasa 16 November pagi waktu Beijing --atau Senin 15 November malam di Washington-- karena gesekan antara negara-negara terus berlanjut di berbagai masalah termasuk perdagangan, teknologi, Xinjiang dan terutama Taiwan, sebuah pulau yang memiliki pemerintahan sendiri yang diklaim oleh China, seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (15/11/2021).

Media China Daily menuliskan, kemungkinan Xi akan memberi kesan kepada Biden bahwa Beijing bertekad untuk "mewujudkan reunifikasi nasional di masa mendatang tidak peduli biayanya".

Outlet media pemerintah seperti China Daily diberi pengarahan pihak berwenang tentang isu-isu penting seperti hubungan China-AS dan telah akurat dalam mencerminkan prioritas para pemimpin China.

"Pertanyaan Taiwan adalah garis merah utama China," tulis media Global Times.

"Untuk mengurangi risiko tabrakan strategis antara China dan AS, yang terakhir harus mengambil langkah mundur dari pertanyaan Taiwan dan menunjukkan pengekangannya," tulisnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Minta AS Mundur

Xi Jinping
Xi Jinping menyampaikan pidato utama "Bekerja Bersama untuk Membangun Komunitas dengan Masa Depan Bersama bagi Umat Manusia" di Kantor PBB di Jenewa, Swiss, pada 18 Januari 2017. (Xinhua/Rao Aimin).

Dalam percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Sabtu, diplomat senior China Wang Yi memperingatkan Washington agar tidak mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan pro-kemerdekaan Taiwan.

Beberapa ahli mengatakan penekanan China pada Taiwan di tengah-tengah titik gesekan lainnya mencerminkan keengganannya untuk terlibat dalam konflik bersenjata dengan Amerika Serikat secara tidak perlu, terlepas dari kata-kata dan tindakannya baru-baru ini, termasuk mengirim pesawat dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya ke zona pertahanan udara Taiwan.

"Para pemimpin China sadar bahwa China belum menyelesaikan modernisasinya dan masih menghadapi banyak tantangan dalam ekonomi domestiknya," kata Li Mingjiang, profesor di S. Rajaratnam School of International Studies di Singapura.

"Perang bisa sangat mengganggu modernisasi ini dan mengembalikan kebangkitannya," katanya kepada Reuters.

China juga tidak memiliki keyakinan penuh bahwa mereka dapat mengamankan kemenangan militer yang jelas pada tahap ini, kata Li.

Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin?

Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya