Akui Gagal Tangani COVID-19, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in Minta Maaf

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengakui pemerintahnya gagal meredam penyebaran virus penyebab COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Des 2021, 07:01 WIB
Diterbitkan 17 Des 2021, 07:01 WIB
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in saat melakukan kunjungan ke Vatikan, Rabu, 18 Oktober 2018 (AP)
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in saat melakukan kunjungan ke Vatikan, Rabu, 18 Oktober 2018 (AP)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengakui pemerintahnya gagal meredam penyebaran virus penyebab COVID-19. Atas kegagalan itu, Moon meminta maaf kepada seluruh rakyat Korea Selatan.

Dalam pernyataan yang disampaikan juru bicara kepresidenan, Moon juga memohon maaf karena pemerintah gagal menjaga kecukupan ranjang rumah sakit selama masa pelonggaran pembatasan sebelumnya.

Sementara itu, pemerintah Korea Selatan pada Kamis 16 Desember 2021, menyatakan akan kembali mengetatkan pembatasan sosial ketika jumlah kasus baru dan pasien COVID-19 yang dirawat inap meningkat.

Keputusan itu diambil satu setengah bulan setelah pembatasan COVID-19 dilonggarkan. Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) melaporkan 7.622 kasus baru pada Rabu 15 Desember, sehari setelah mencatat rekor harian 7.850 kasus.

 

Rekor Baru Jumlah Pasien

Korea Selatan Alami Lonjakan 7 Ribu Lebih Kasus Covid-19
Orang-orang mengantre untuk tes virus corona di klinik skrining sementara di Seoul, Korea Selatan, Jumat (10/12/2021). Otoritas kesehatan Korea Selatan melaporkan lebih dari 7.000 kasus COVID-19 baru untuk ketiga hari berturut-turut pada hari Jumat ini. (AP Photo/Lee Jin-man)

Jumlah pasien yang parah mencapai rekor baru 989 kasus. Sekitar 87 persen ruang perawatan intensif terisi pasien di kawasan metropolitan Seoul dan sekitar 81 persen di seluruh negeri.

Jumlah kasus harian menembus angka 7.000 untuk pertama kalinya pekan lalu, hanya beberapa hari setelah melewati angka 5.000.

Direktur Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KDCA) Jeong Eun-kyeong mengatakan angka harian itu bisa menembus 10.000 bulan ini jika tidak ada perubahan dalam penanganan COVID-19.

Total infeksi Korsel sejauh ini mencapai 544.117 kasus, 148 kasus di antaranya diduga akibat varian Omicron. Jumlah kematian selama pandemi tercatat 4.518 orang.

 

Pembatasan Kembali Berlaku

FOTO: Kematian Akibat Gelombang COVID-19 di Korea Selatan Melonjak
Warga antre untuk tes COVID-19 di luar pusat kesehatan masyarakat, Seoul, Korea Selatan, Rabu (15/12/2021). Korea Selatan akan membatasi pertemuan sosial dan memotong jam beberapa bisnis untuk memecah gelombang COVID-19 yang menyebabkan lonjakan rawat inap dan kematian. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Berdasarkan perkembangan terakhir itu, pembatasan akan kembali diberlakukan di Korsel mulai Sabtu (18/12) hingga 2 Januari.

Peserta pertemuan dibatasi tidak lebih dari empat orang yang sudah divaksin lengkap.

Restoran, kafe, dan bar harus ditutup pada pukul 21.00 sedangkan bioskop dan kafe internet pada jam 22.00, kata pejabat.

Orang-orang yang tidak divaksin hanya boleh makan di luar rumah sendirian atau membeli makanan untuk disantap di rumah.

Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron

Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya