Liputan6.com, Jakarta Penemuan COVID-19 varian Omicron pada rusa berekor putih di New York telah menimbulkan kekhawatiran bahwa spesies tersebut, yang berjumlah 30 juta di Amerika Serikat, dapat menjadi inang dari jenis virus corona baru, kata seorang peneliti utama, Selasa 8 Februari.Â
Darah dan beberapa sampel usap hidung dari 131 rusa yang diambil di Staten Island, New York. Hasilnya mengungkapkan bahwa hampir 15 persen memiliki antibodi virus, seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (9/2/2022).Â
Temuan itu menunjukkan bahwa hewan tersebut memiliki infeksi COVID-19Â sebelumnya dan rentan terhadap infeksi ulang berulang dengan varian baru, kata para peneliti yang dipimpin para ilmuwan Universitas Negeri Pennsylvania.
Advertisement
"Sirkulasi virus dalam populasi hewan selalu meningkatkan kemungkinan untuk kembali ke manusia, tetapi yang lebih penting itu memberikan lebih banyak peluang bagi virus untuk berevolusi menjadi varian baru," kata Suresh Kuchipudi, ahli mikrobiologi veteriner Penn State.
"Ketika virus benar-benar bermutasi, maka ia dapat lolos dari perlindungan vaksin saat ini. Jadi kami harus mengganti vaksin lagi," kata Kuchipudi.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Varian Omicron pada Hewan Liar
Penemuan pertama varian Omicron terdeteksi pada hewan liar, muncul saat lonjakan infeksi COVID-19 yang dipicu oleh varian tersebut mereda di antara populasi manusia AS.
Meskipun tidak ada bukti bahwa hewan menularkan virus ke manusia, sebagian besar infeksi virus corona dilaporkan pada spesies yang memiliki kontak dekat dengan seseorang dengan COVID-19, menurut Departemen Pertanian AS.
Pada bulan Agustus, pemerintah AS mengatakan menemukan kasus COVID-19 pertama di dunia pada rusa liar di Ohio, memperluas daftar hewan yang diketahui telah dites positif mengidap penyakit tersebut.
Temuan ini didasarkan pada sampel yang dikumpulkan dari rusa beberapa bulan sebelum varian Omicron yang sangat bermutasi muncul untuk menggantikan varian Delta yang sebelumnya dominan pada orang-orang di negara-negara di seluruh dunia.
USDA sebelumnya telah melaporkan COVID-19 pada hewan termasuk anjing,
Advertisement