No-Fly Zone: Presiden Ukraina Larang Masuk Pesawat Rusia

Presiden Ukraina tak ingin ada pesawat atau helikopter Rusia di langit negaranya.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 01 Mar 2022, 07:30 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2022, 07:30 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memonitor wilayah Donetsk yang dilanda perang, 6 Desember 2021. (Ukrainian Presidential Press Office via AP, File)
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memonitor wilayah Donetsk yang dilanda perang, 6 Desember 2021. (Ukrainian Presidential Press Office via AP, File)

Liputan6.com, Kyiv - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta agar pesawat Rusia tidak bisa masuk ke Ukraina. Kebijakan no-fly zone ini diambil setelah Rusia telah menebakan misil. 

"Kita perlu mempertimbangkan no-fly zone keseluruhan untuk misil-misil, pesawat-pesawat, dan helikopter-helikopter Rusia," ujar Presiden Zelensky seperti dikutip media pemerintah Ukraina, Ukrinform, dikutip Selasa (3/1/2022). 

Presiden Volodymyr Zelensky berkata bahwa selama lima hari terakhir invasi Ukraina, ada 56 serangan misil yang terjadi. Sebanyak 113 cruise missile juga ditembakan.

Namun, belum jelas bagaimana kebijakan no-fly zone itu akan diterapkan Ukraina.

Ukraina saat ini sedang berada di situasi darurat militer. Para laki-laki berusia 18-60 tahun dilarang meninggalkan negara.

Negosiasi gencatan senjata telah dilakukan di perbatasan Ukraina dan Belarusia pada Senin (28/2), namun belum ada hasil konkrit.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tentara Rusia Ancam Ingin Rebut Pemerintahan Sah Ukraina

Rudal Rusia Hantam Depot Minyak Ukraina
Asap mengepul setelah serangan rudal Rusia menghantam depot minyak di kota Vasylkiv di luar Kiev, Ukraina (27/2/2022). Menteri luar negeri Ukraina mengatakan pada 27 Februari, bahwa Kyiv tidak akan menyerah pada pembicaraan dengan Rusia mengenai invasinya. (AFP/Dimitar Dilkof)

Kedutaan Besar Rusia di Jakarta menyebar video berupa pengakuan bahwa tentara Rusia ingin menggulingkan pemerintahan sah Ukraina. Alasannya karena NATO. 

Pada video yang disebar di Instagram, ada tiga tentara Rusia yang menyampaikan pesan ke rakyat Ukraina. 

"Jika kalian sudah memilikinya (demokrasi) kami tidak akan sentuh. Ukraina akan tetap menjadi milik Ukraina," ungkap tentara tersebut, dikutip Senin (28/2/2022). 

Tentara itu juga menyalahkan pemerintah Ukraina yang mendekati NATO, sementara menjauh dari Rusia, sehingga dijadikan alasan agresi Rusia. 

Rakyat Ukraina juga diminta menjaga nyawa mereka, meski korban jiwa sudah jatuh akibat bom Rusia. Tentara itu berjanji akan segara merebut kekuasaan di Ukraina.

"Dalam waktu dekat kami akan mengambil pemerintahan yang menjual kalian kepada orang asing," lanjut tentara Rusia itu.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya