Liputan6.com, Jakarta - Kasus COVID-19 di sejumlah negara seperti China, Korea Selatan dan Hong Kong kembali mengalami lonjakan. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya tingkat vaksinasi. Berita ini pun menjadi yang terpopuler di kanal Global Liputan6.com edisi Sabtu (19/3/2022).
Selanjutnya, Menlu Prancis menyebut bahwa Rusia hanya berpura-pura dalam melakukan negosiasi dengan Ukraina.Â
Baca Juga
Berita lainnya yang juga menjadi perhatian pembaca juga adalah bahwa Indonesia perlu meningkatkan kewaspadaan di tengah lonjakan kasus di sejumlah negara.
Advertisement
Simak ketiga berita paling populer di kanal Global Liputan6.com edisi Sabtu (19/3/2022):
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
1. Kasus COVID-19 di China hingga Korsel Kembali Melonjak, Ini Penyebabnya
Kasus COVID-19 di sejumlah negara kembali mengalami lonjakan, seperti di Hong Kong, Korea Selatan dan China.Â
Dilansir laman NBC News, Jumat (18/3/2022), wabah COVID-19 didorong oleh varian Omicron yang lebih menular, telah mengejutkan wilayah China, yang telah menjalankan strategi pengujian massal "nol-Covid", pelacakan kontak, penutupan perbatasan, dan persyaratan karantina yang ketat menjaga kasus dan kematian seminimal mungkin selama hampir dua tahun.
Advertisement
2. Menlu Prancis: Rusia Hanya Pura-Pura Negosiasi dengan Ukraina
Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian berkata bahwa Rusia hanya pura-pura negosiasi saja dengan Ukraina. Strategi Rusia dinilai mirip dengan yang terjadi di Chechnya dan Suriah.
Dilaporkan RFI, Jumat (18/3/2022), Le Drien berkata ciri-ciri negosiasi Rusia disebut menuntut banyak permintaan, hingga membuat koridor kemanusiaan lalu menyalahkan pihak lain tak menghormatinya.
Selengkapnya di sini...
3. HEADLINE: Kasus COVID-19 Melonjak di Korsel hingga China, Indonesia Perlu Waspada?
Rekor kasus harian COVID-19 tertinggi selama pandemi dicetak Korea Selatan. Sebanyak 621 ribu kasus dalam sehari dilaporkan pada Kamis 17 Maret, akibat varian Omicron.
Totalnya ada 8,2 juta kasus di negara itu selama pandemi COVID-19. Sedangkan total angka kematian akibat COVID-19 di Korea Selatan saat ini mencapai 11 ribu orang, mayoritas berusia 60 tahun ke atas.
Di tengah lonjakan kasus itu, pemerintah Korea Selatan juga sedang menimbang untuk melonggarkan protokol kesehatan. Pemerintah ingin melonggarkan prokes karena bisnis-bisnis kecil sangat terdampak oleh pandemi. Â
Advertisement