Liputan6.com, Jakarta - Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta sedang berkunjung ke Indonesia. Ia adalah presiden keempat dan ketujuh Timor Leste.
Timor Leste mengadakan referendum untuk independen dari Indonesia pada 1999. Tokoh politik Timor saat itu, Xanana Gusmao, juga pernah ditangkap oleh Indonesia dan mendekam di penjara Cipinang.
Advertisement
Baca Juga
Dalam kunjungannya ke Indonesia, Presiden Jose Ramos-Horta berbagi cerita unik dari Xanana Gusmao yang menjalin pertemanan dengan narapidana setempat, serta membawa laptop dan alat komunikasi ke penjara.
"Waktu itu ada banker terkenal yang dipenjara di Cipinang karena ratusan juta dolar menghilang dari banknya, dan ia dipenjara. Xanana menjadi sahabatnya," ujar Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta di acara Foreign Policy Community of Indonesia di Jakarta, Kamis (21/7/2022).
Persahabatan kedua membuat banker itu membantu Xanana Gusmao yang waktu itu punya laptop dan tak ingin ketahuan.
"Xanana dia punya laptop. Kita bahkan bisa menyelundupkan laptop, telepon, ke dalam sel Xanana. Lalu mendadak, orang-orang datang untuk menginspeksi penjara. Laki-laki itu (banker) mengetahuinya, dan ia segera pergi ke sel Xanana, ia berdiri di gerbang sel Xanana, mengobrol dengan Xanana. Dan ketika orang-orang yang inspeksi datang, ia mengobrol dengan Xanana untuk memberi waktu agar Xanana menyembunyikan laptopnya," ucap Presiden Timor Leste.
Usai bebas dari penjara, Xanana Gusmao menjadi presiden pertama di Timor Leste. Meski dulu pernah berkonflik, Presiden Jose Ramos-Horta juga berkata tidak ada kebencian di negaranya terhadap Indonesia, dan masyarakat Timor juga sering datang ke Indonesia.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta Puji Jokowi Kunjungi Rusia-Ukraina
Pada acara FPCI, Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta memberikan pujian hangat kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) atas kunjungannya ke Rusia dan Ukraina yang sedang berperang. Langkah itu disebut bisa membantu mengurangi ketegangan.
Selain itu, Presiden Ramos-Horta menilai Presiden Jokowi dapat melaksanakan kunjungan yang biasanya dimainkan oleh pihak ketiga yang intelektual untuk mediasi.
"Saya sepenuhnya memuji Presiden Jokowi karena pergi ke Ukraina dan Rusia. Jika saya tidak salah ia adalah satu-satunya pemimpin sejauh ini yang bisa mengunjuni ke kedua sisi," ujar Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta.
Sejauh ini, para pemimpin negara-negara Barat memilih hanya mengujungi Ukraina.
Kunjungan Presiden Jokowi disebut Presiden Ramos-Horta sebagai langkah inkremental untuk Confidence-Building Measures (CBMs). Ia juga berkata penting untuk memastikan dunia terjaga dari masalah pangan yang dipicu oleh konflik Rusia dan Ukraina.
Lebih lanjut, Presiden Timor Leste menyebut kedua belah pihak pasti memiliki argumen terkait kenapa Rusia menyerang Ukraina, namun tetap saja yang rugi adalah seluruh dunia.
"Bagaimanapun faktanya adalah kita menderita, selain karena pandemi COVID-19," ujar Presiden Ramos-Horta.
Meski mengambil posisi retorika yang netral, Presiden Timor Leste mengingatkan akan ada konsekuensi bagi masyarakat Rusia akibat dampak invasi yang sedang terjadi ini.
"Akan ada konsekuensi jangka panjangnya," kata Presiden Timor Leste.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Ingin Masuk ASEAN
Sebelumnya dilaporkan, Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta menyampaikan harapannya untuk bisa bergabung dengan ASEAN, apabila RI memegang keketuaan di tahun 2023.
Pernyataan itu ia sampaikan saat menyampaikan pernyataan pers bersama Presiden Indonesia Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (19/7).
"Timor Leste berharap bisa bergabung dengan ASEAN saat Indonesia memegang keketuaan," kata Jose Ramos-Horta.
"Indonesia tetap berkomitmen terhadap keanggotaan Timor Leste di ASEAN," ujarnya.
Sementara itu, Indonesia dan Timor Leste berkomitmen untuk memperkuat kerja sama di bidang ekonomi.
"Kita membahas berbagai kerja sama bilateral dengan terbuka dan bersahabat, dan komitmen penguatan kerja sama ekonomi menjadi fokus pembahasan," ujar Presiden Jokowi dalam pernyataan pers bersama dengan Presiden Ramos-Horta usai pertemuan.
Secara rinci Kepala Negara menyampaikan sejumlah kesepakatan yang dicapai kedua negara.
"Pertama, kita sepakat untuk terus meningkatkan perdagangan dua negara. Dengan melihat tren hubungan perdagangan yang terus positif, saya yakin perdagangan dua negara bisa terus ditingkatkan," ujarnya.
Kedua, Indonesia dan Timor Leste sepakat untuk memperkuat konektivitas darat dan laut.
"Untuk jalur darat, saya harapkan peluncuran trayek bus rute Kupang-Dili dapat segera dilakukan. Dan untuk konektivitas laut, saya menilai pentingnya untuk membuka rute kapal Kupang-Dili-Darwin," ucap Presiden.
Menhub Siapkan Bandara dan Terminal Barang di Perbatasan Indonesia - Timor Leste
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan menyiapkan berbagai infrastruktur transportasi guna menunjang konektivitas di wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste. Termasuk mengoptimalkan bandara, hingga rencana pengoperasian angkutan Damri.
Hal ini disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat mengunjungi Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, Kabupaten Belu, Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (20/7).
“Kedatangan saya kesini untuk memastikan konektivitas di darat, laut, dan udara berjalan dengan baik di wilayah perbatasan Indonesia dengan Timor Leste,” ujar Menhub Budi dalam keterangan resmi.
Menhub Budi mengungkap, sejumlah infrastruktur transportasi yang tengah disiapkan yakni di sektor darat yaitu membangun terminal barang internasional (TBI) di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Salah satunya yaitu TBI Motaain di perbatasan Indonesia dan Timor Leste.
“Ini merupakan pusat kegiatan untuk melakukan pengecekan pergerakan barang dari Indonesia ke Timor Leste atau sebaliknya,” ucap Menhub.
Masih di sektor darat, tengah dipersiapkan rencana pengoperasian bus DAMRI dengan rute dari Kupang-Dili.
Terkait hal ini, Menhub meminta DAMRI untuk menyiapkan kajian terkait hal tersebut. Selanjutnya, di sektor perhubungan laut, pemerintah tengah membangun Pelabuhan Atapupu di Kabupaten Belu, dengan alokasi APBN sebesar Rp. 80 Miliar.
“Saat ini tengah dikerjakan dan kami akan sesuaikan kedalamannya, karena pak Bupati menyampaikan ada keinginan masyarakat untuk dapat dilayani kapal-kapal yang lebih besar,” ujarnya.
Advertisement