Liputan6.com, Baghdad - Amerika Serikat mengatakan dua putra Saddam Hussein, Uday dan Qusay, telah dibunuh oleh pasukan AS di Irak.
Jenazah kedua pria itu diidentifikasi setelah 200 tentara Amerika, yang didukung oleh helikopter, menyerbu sebuah rumah di kota utara Mosul menyusul petunjuk dari seorang informan Irak.
Operasi di Mosul berlangsung selama lebih dari empat jam. Pasukan AS diserang saat mereka memasuki vila di bagian utara Mosul, dan Amerika membalas dengan tembakan roket dari helikopter tempur, deperti dikutip dari laman BBC, Jumat (22/7/2022).
Advertisement
Baca Juga
Uday dan Qusay termasuk di antara tokoh paling berpengaruh dan ditakuti dalam rezim Saddam Hussein.
Laporan kematian mereka disambut dengan perayaan di jalan-jalan Baghdad, dan tembakan meletus di seluruh kota.
Namun, masih ada beberapa skeptisisme atas identitas jenazah di antara warga sipil Irak, dengan banyak yang menyatakan keraguan tentang kematian yang dilaporkan.
Para pejabat Amerika dengan cepat bersikeras bahwa yang dibunuh adalah target yang tepat.
"Kami telah menggunakan berbagai sumber untuk mengidentifikasi individu-individu tersebut," kata komandan pasukan darat koalisi di Irak, Letnan Jenderal Ricardo Sanchez.
Dia tidak akan tertarik pada pertanyaan apakah AS akan menghasilkan bukti, seperti foto atau video dari saudara-saudara yang meninggal.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2 Anak Saddam Hussein
AS biasanya tidak mempublikasikan gambar kombatan yang tewas.
Qusay -- kala itu berusia 36 tahun -- sedang dipersiapkan sebagai pewaris Saddam Hussein, dan menguasai bidang-bidang utama keamanan negara.
Uday -- kala itu berusia 39 tahun -- mengelola sebagian besar media. Dia dikenal karena kebrutalannya yang ekstrem dan gaya hidup playboynya yang mewah.
Kedua orang tersebut telah buron sejak runtuhnya rezim Saddam Hussein. Saddam Hussein sendiri masih buron kala itu.
Dua orang lainnya juga tewas bersama dengan putra mantan presiden Irak itu. Mereka belum disebutkan namanya, tetapi laporan mengatakan satu mungkin adalah anak remaja dari salah satu bersaudara, dan yang lainnya adalah pengawal.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Diktator Irak Saddam Hussein Dihukum Gantung
Pada pagi hari di perayaan Idul Adha tanggal 30 Desember 2006, Saddam Hussein digantung sampai mati karena melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Ini adalah hari yang akan selamanya tertanam dalam ingatan rakyat Irak yang menyaksikan pemimpin kejam mereka berjalan menuju tiang gantungan dan tali diikat di lehernya.
Saddam Hussein, yang memerintah Irak dari 1979 hingga penggulingannya dan penangkapannya oleh koalisi pimpinan AS pada 2003, dituduh oleh pengadilan Irak melakukan banyak pembantaian selama pemerintahannya, demikian dikutip dari laman CNN.
Ini termasuk pembantaian Syiah tahun 1982 di Kota Dujail dan pembantaian Halabja 1988.
Saddam Hussein kala itu menggunakan senjata kimia melawan kota Kurdi yang berani bangkit melawannya.
Keluarga korban merayakan kematiannya, sementara warga Irak lainnya merasa sangat sedih lantaran presiden mereka dihukum mati.
Sebelumnya, Setelah menghabiskan sembilan bulan dalam pelarian, mantan diktator Irak Saddam Hussein ditangkap pada 13 Desember 2003.
Kejatuhan Saddam Hussein dimulai pada 20 Maret 2003, ketika Amerika Serikat memimpin pasukan invasi ke Irak untuk menggulingkan pemerintahannya, yang telah menguasai negara itu selama lebih dari 20 tahun.
Tentang Saddam Hussein
Saddam Hussein lahir dari keluarga miskin di Tikrit, 100 mil di luar Baghdad, pada tahun 1937. Setelah pindah ke Baghdad saat remaja, Saddam bergabung dengan partai Baath yang nantinya akan ia pimpin.
Dia berpartisipasi dalam beberapa upaya kudeta, akhirnya membantu memasang sepupunya sebagai diktator Irak pada Juli 1968. Saddam mengambil alih untuk sepupunya 11 tahun kemudian.
Selama 24 tahun menjabat, polisi rahasia Saddam, yang dituduh melindungi kekuasaannya, meneror masyarakat, mengabaikan hak asasi warga negara.
Sementara banyak dari rakyatnya menghadapi kemiskinan, ia hidup dalam kemewahan yang luar biasa, membangun lebih dari 20 istana mewah di seluruh negeri. Terobsesi dengan keamanan, ia dikatakan sering pindah di antara mereka, selalu tidur di lokasi rahasia.
Pada awal 1980-an, Saddam Hussein melibatkan negaranya dalam perang delapan tahun dengan Iran, yang diperkirakan telah merenggut lebih dari satu juta nyawa di kedua belah pihak.
Dia diduga telah menggunakan gas syaraf dan gas mustard pada tentara Iran selama konflik, serta senjata kimia pada populasi Kurdi Irak sendiri di Irak utara pada tahun 1988.
Setelah ia menginvasi Kuwait pada tahun 1990, koalisi pimpinan AS menyerang Irak pada tahun 1991, memaksa tentara Irak untuk meninggalkan tetangganya yang lebih kecil, tetapi gagal menyingkirkan Saddam Hussein dari kekuasaan.
Dan sepanjang 1990-an, Saddam menghadapi sanksi ekonomi PBB dan serangan udara yang bertujuan melumpuhkan kemampuannya untuk memproduksi senjata kimia, biologi, dan nuklir.
Advertisement