Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani kembali memimpin sidang the 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20). Ia pun menekankan pentingnya pendidikan bagi perempuan demi menunjang kesetaraan gender.
Puan memimpin diskusi P20 tentang ‘Inklusi Sosial, Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan' di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (7/10/2022).
Baca Juga
Diskusi ini merupakan sesi ke-4 dalam pertemuan P20 sejak Kamis 6 kemarin.
Advertisement
Kesetaraan gender (gender equality) dan pemberdayaan perempuan (women empowerment), serta partisipasi pemuda sebagai bentuk dari inklusi sosial menjadi salah satu isu utama yang dibahas dalam P20.
“Upaya ini harus tercermin dalam setiap proses pengambilan keputusan dalam struktur sosial, politik dan ekonomi masyarakat,” kata Puan, seperti dikutip melalui pernyataan resmi.
Lebih lanjut menyebut, tantangan global dan konflik geopolitik telah memukul mundur berbagai kemajuan dalam bidang kesetaraan gender.
Menurut Puan, banyak perempuan terhalang dari partisipasi politik, akses ekonomi dan pendidikan, hingga jaminan keamanan dan kesehatan.
“Karenanya, peran penting perempuan sebagai ‘agen perubahan’ di bidang ekonomi, sosial dan budaya perlu terus diupayakan,” tegasnya.
“Saya berpendapat bahwa pendidikan merupakan pintu pertama peningkatan literasi, keterampilan dan keahlian, partisipasi politik, serta kesadaran terhadap kesehatan kaum perempuan,” imbuh Puan.
Pentingnya Pendidikan
Puan menilai bahwa pendidikan juga berperan penting dalam membangun kesadaran kesetaraan gender.
Selain itu, kata Puan, pendidikan sangat berperan terhadap penghapusan diskriminasi terhadap perempuan.
“Di samping itu, salah satu hal paling utama adalah kepemimpinan dan peran perempuan dalam pengambilan keputusan yang perlu terus didorong,” ungkapnya.
Advertisement
Partisipasi Perempuan
Puan lantas menyoroti Indeks Kesetaraan Gender PBB yang menunjukkan bahwa pada tahun 2021, 95% perempuan telah menempuh pendidikan sekunder dan 57.7% perempuan terserap ke pasar tenaga kerja.
Namun hanya 39.7% perempuan yang menduduki kursi dalam parlemen.
“Partisipasi politik perempuan tentu sangat penting dalam pelindungan perempuan dari diskriminasi dan kekerasan, termasuk penyelundupan dan perdagangan orang,” terang Puan.
“Selain sektor prioritas tersebut, perempuan juga merupakan bagian integral dari pemberdayaan komunitas yang efektif dan berkelanjutan,” tambahnya.
Bahas Isu Lain
Dalam diskusi tersebut, pimpinan parlemen Afrika Selatan Nosiviwe Noluthando Mapisa, pimpinan parlemen Australia Susan Lines, dan pimpinan Uni Emirat Arab Saqr Saeed Ghobash didapuk sebagai pembacara.
Perwakilan organisasi internasional juga mendapat kesempatan memberi pandangan, yakni Director of the ILO Country Office for Indonesia and Timor Leste Michiko Miyamoto dan Representative and Liaison to ASEAN UN Women Indonesia Jamshed M. Kazi.
Selain soal isu kesetaraan gender dan pemberdayaan gender, pengendalian perubahan iklim turut menjadi isu utama yang dibahas P20. Sebagai langkah nyata, DPR sebagai tuan rumah mengajak seluruh delegasi P20 dan tamu undangan mengikuti kegiatan penanaman pohon bersama.
“Diperlukan penekanan pada realisasi komitmen yang telah dibuat dalam bentuk aksi nyata dalam pengendalian perubahan iklim,” sebut Puan.
Advertisement