Situs Geologi AS Catat Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Papua

Gempa Kota Jayapura, Kamis (9/2/2023), pukul 13:28:02 WIB. Gempa ini tercatat oleh Situs Geologi Amerika Serikat.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 09 Feb 2023, 15:40 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2023, 15:23 WIB
20151111-Ilustrasi Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi

Liputan6.com, Jayapura - Gempa Papua terjadi Kamis (9/2/2023), pukul 13:28:02 WIB. Gempa ini tercatat oleh Situs Geologi Amerika Serikat.

Situs tersebut mencatat bahwa gempa berkekuatan magnitudo 5,1 di dekat pantai utara Papua, Kamis (9/2/2023).

Titik koordinat gempa ada di 2.635°S 140.557°E, sementara pusat gempa berada di kedalaman 22.0 km.

Sementara itu, Laman Badan Meteorologi Kimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo M 5,2 dan tidak berpotensi tsunami.

Kepala Bidang Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).

"Dilaporkan ada kerusakan pada beberapa bangunan di Jayapura," kata Daryono.

Berdasarkan hasil pengamatan BMKG, sejak 2 Januari 2023 hingga Kamis, 9 Februari 2023 pukul 14:00 WIB, telah terjadi gempa bumi di wilayah sekitar Kota Jayapura sebanyak 1.072 kali dengan 128 kejadian diantaranya dirasakan oleh masyarakat.

"Warga diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," kata Daryono.

Benarkah Hewan Bisa Memprediksi Gempa Bumi?

Pencarian Korban dan Penyintas Gempa Turki dan Suriah
Warga dan tim penyelamat mencari korban dan orang yang selamat di antara puing-puing bangunan yang runtuh setelah gempa bumi di desa Besnaya, provinsi Idlib Barat Laut Suriah perbatasan dengan Turki, pada Senin 6 Februari 2022. Tim penyelamat di Turki dan Suriah menerjang cuaca yang sangat dingin, gempa susulan, dan bangunan yang runtuh, saat mereka menggali korban yang tertimbun oleh gempa bumi yang menewaskan lebih dari 5.000 orang. (OMAR HAJ KADOUR/AFP)

Bisakah hewan benar-benar memprediksi gempa bumi? Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang konkret untuk mendukung gagasan bahwa hewan dapat memprediksi gempa bumi, ada banyak laporan dan laporan saksi mata selama bertahun-tahun yang menyatakan sebaliknya.

Pertanyaan apakah hewan dapat memprediksi gempa bumi telah memikat orang selama berabad-abad, dengan cerita tentang perilaku aneh pada makhluk mulai dari tikus hingga burung, memicu gagasan bahwa mereka mungkin memiliki indra keenam untuk aktivitas seismik.

Ada teori yang mengklaim bahwa perilaku hewan yang tidak normal biasanya dapat berarti akan ada gempa bumi yang akan datang, membantu manusia memprediksinya terlebih dahulu.

Ini adalah topik yang telah lama menjadi daya tarik dan spekulasi. Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang konkret untuk mendukung gagasan bahwa hewan dapat memprediksi gempa bumi, ada banyak laporan dan laporan saksi mata selama bertahun-tahun yang menyatakan sebaliknya.

Misalnya, di Yunani kuno, tercatat bahwa berbagai hewan, termasuk tikus, musang, ular, dan kelabang, secara misterius meninggalkan rumah mereka beberapa hari sebelum gempa besar melanda wilayah tersebut pada tahun 373 SM. Demikian pula, belakangan ini, ada laporan tentang ikan dan burung yang menunjukkan perilaku tidak biasa sebelum gempa bumi, serta kucing dan anjing.

Contoh terbaru adalah video – yang kemudian menjadi viral – seekor anjing melolong beberapa saat sebelum gempa Senin melanda Turki dengan orang-orang yang mengklaim bahwa hewan tersebut berusaha memperingatkan orang-orang di sekitarnya tentang apa yang akan terjadi.

Kisah-kisah anekdot ini telah menarik minat para peneliti, yang kini menggunakan teknologi canggih untuk mempelajari perilaku hewan yang diyakini mampu memprediksi gempa bumi.

Terlepas dari kurangnya bukti nyata, gagasan bahwa hewan dapat merasakan aktivitas seismik sebelum manusia terus menjadi imajinasi banyak orang.

Mengenal Kota Kahramanmaras

Harapan Memudar Mencari Korban Selamat di Turki dan Suriah
Wanita dari Turki memeriksa bangunan mereka yang hancur, di Kahramanmaras, Turki selatan, Rabu, 8 Februari 2023. Dengan harapan menemukan korban selamat memudar, tim penyelamat yang membentang di Turki dan Suriah pada Rabu masih mencari tanda-tanda kehidupan di antara puing-puing ribuan bangunan yang roboh akibat gempa paling mematikan di dunia dalam lebih dari satu dekade. (AP Photo/Hussein Malla)

Pusat gempa Turki 6 Februari 2023 berada di kota Kahramanmaras.

Kahramanmaras mungkin jarang terdengar oleh masyarakat umum. Namun, kota ini sebenarnya menyimpan sejarah panjang.

Dikutip dari laman All About Turkey, Kahramanmaras dikenal sebagai "Markasi" atau "Maraj" di zaman dahulu.

Kota ini terletak 78 kilometer di utara Gaziantep, provinsi ini berdiri sebagai situs sejarah, memiliki masa lalu yang penuh dengan berbagai invasi.

Kota ini bahkan pernah menjadi ibu kota Gurgum, Negara Het di abad ke-12 SM. Bangsa Romawi menyebut kota itu sebagai Germanicia selama abad ke-1 M, dan Ottoman menamainya sebagai "Mer'as" di kemudian hari.

Ada museum arkeologi di dalam benteng, tempat patung Het dipajang. Peninggalan penting lainnya di daerah tersebut adalah Masjid Ulu dan Masjid Tas, keduanya berasal dari abad ke-15, bersama dengan Masjid Hatuniye dan Haznedarli pada periode Ottoman.

Provinsi yang bernama asli Maras ini pernah menunjukkan kejayaannya pada masa Perang Kemerdekaan hingga kemudian diberi gelar "Kahraman", yang berarti "Pahlawan" dalam bahasa Turki.

Saat ini, Kahramanmaras adalah kota terbesar ke-11 di wilayah Turki, dengan ketinggian 568 meter di atas permukaan laut.

Populasinya sedikit lebih dari 1 juta, terbagi hampir sama antara kota dan desanya.

Kompleks masjid Afsin Seven Sleepers adalah salah satu situs terpenting di provinsi ini, dan terletak di distrik Afsin.

Cerita Mahasiswa Tunggu Kabar Ibu yang Jadi Korban Gempa Turki 6 Februari 2023

Potret Pilu Ayah Genggam Tangan Putrinya yang Meninggal di Bawah Puing Akibat Gempa Turki
Potret Pilu Ayah Genggam Tangan Putrinya yang Meninggal di Bawah Puing Akibat Gempa Turki (Doc: AFP via Getty Images)

Umay (25) mengaku khawatir saat harus menunggu kabar dari keluarga yang menjadi korban gempa Turki 6 Februari 2023.

Pelajar yang kini tengah berkuliah di Ghent, Belgia tersebut tak sendirian. Bersama sepupunya, Melike (24) dengan cemas menunggu kabar dari anggota keluarga lain.

Ibu Melike -- bibi Umay -- sakit kritis dan perawatan intensif setelah diselamatkan 22 jam usai gempa bumi melanda, dikutip dari laman BBC, Rabu (8/2/2023).

Dia terjebak di pintu besi. Lukanya parah.

Sepupu Umay berasal dari daerah Hatay selatan. Di lokasi tersebut banyak kerabat mereka yang tinggal.

Keduanya bersyukur anggota keluarga mereka yang lain aman dan sehat. Tetapi banyak teman mereka yang tidak seberuntung itu.

“Kami tidak dapat menghubungi tetangga kami, mereka tidak menjawab. Mereka ada yang memiliki tiga anak. Yang kami miliki hanyalah foto-foto ini” sambil menunjukkan video mainan dan buku, terlapisi debu di antara puing-puing.

Sementara itu ada cerita ajaib soal bocah kembar menjadi salah satu korban selamat setelag tertimpa puing bangunan roboh akibat gempa Turki. Mereka selamat bertahan hidup melewati masa melelahkan selama 40 jam, di bawah reruntuhan bangunan yang runtuh di Gaziantep, Turki. Mereka dalam kondisi hidup saat diselamatkan oleh polisi pada Selasa, 7 Februari.

Menurut Anadolu Agency (AA) yang dikutip Rabu (8/2/2023), beredar rekaman yang dirilis oleh Kepolisian Turki menunjukkan kedua anak itu dibawa keluar dari reruntuhan sebuah bangunan.

"Anak kembar itu diselamatkan sekitar 40 jam setelah reruntuhan bangunan yang runtuh di Gaziantep," kata polisi, menambahkan bahwa keduanya adalah "kembar ajaib".

Korban tewas akibat gempa berkekuatan magnitudo 7,8 dan banyak gempa susulan mendekati 6.000 di Turki pada Rabu pagi, menurut media pemerintah Anadolu Agency.

Infografis Gempa Dahsyat dan Mematikan di Turki. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Gempa Dahsyat dan Mematikan di Turki. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya