Liputan6.com, Jakarta - Dalam kunjungan seharinya ke Qatar, pada Senin (1/5/2023), Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi mengatakan bahwa dirinya menjalankan dua agenda besar di Doha.
"Pertama, dalam konteks bilateral melakukan pertemuan dengan Minister of State for International Cooperation Lolwah Al-Khater dan Chairman of Qatar Museums Sheikha Mayassa bint Hamad al Thani," demikian disampaikan Menlu Retno dalam keterangan tertulisnya yang diterima Liputan6.com, Selasa (2/5).
Baca Juga
Pertemuan dengan Minister of State for International Cooperation Qatar dilakukan di Islamic Art Museum. Menlu Retno menyatakan, kedua pihak memperteguh komitmen untuk terus meningkatkan hubungan bilateral kedua negara, khususnya di bidang ekonomi.
Advertisement
"Kita juga lakukan compare note terkait isu Afghanistan. Sebagai informasi, State Minister Lolwah diberikan mandat oleh Pemerintah Qatar untuk isu Afghanistan," beber Menlu Retno.
"Kami juga membahas upaya untuk terus dorong pemajuan hak-hak perempuan di Afghanistan. Kami sepakat untuk membantu rakyat Afghanistan, terutama untuk dua bidang utama, yaitu kesehatan dan pendidikan."
Khusus mengenai pendidikan, dibahas beberapa beasiswa yang akan ditawarkan kepada rakyat Afghanistan terutama untuk kaum perempuan. Dan guna menindaklanjuti "International Conference on Afghan Women Education" yang diselenggarakan Desember tahun lalu di Bali maka direncanakan pertemuan serupa di Doha pada November tahun ini.
"Selain itu, kami berdua juga sepakat untuk melanjutkan Dialog Trilateral Ulama Indonesia-Qatar-Afghanistan yang kedua kalinya. Pada akhir pertemuan, Menteri Lolwah membawa saya melakukan tur singkat ke Islamic Art Museum untuk menunjukkan satu bagian khusus yang memamerkan barang-barang dari Indonesia," ungkap Menlu Retno.
Dalam pertemuan dengan Chairman of Qatar Museums, Sheikha Mayassa al Thani, yang dilakukan di Museum Nasional Qatar, dibahas kerja sama budaya antara Indonesia dan Qatar. Sheikha Mayassa sendiri adalah adik dari emir Qatar.
"Tahun ini merupakan Indonesia-Qatar Cultural Year. Dalam satu tahun ini, dilakukan berbagai acara budaya di kedua negara. Selain memajukan kerja sama budaya, Qatar juga berkeinginan untuk memajukan kerja sama di bidang ekonomi kreatif dengan Indonesia. Dalam kaitan inilah, Sheikha Mayassa merencanakan berkunjung ke Indonesia dalam waktu dekat. Beliau akan berkunjung ke Indonesia untuk bahas kerja sama budaya dan ekonomi kreatif," tutur Menlu Retno.
Agenda Penting Kedua di Doha
Lebih lanjut, Menlu Retno menjelaskan bahwa agenda besar keduanya di Doha adalah memenuhi undangan Sekjen PBB untuk hadir dan berkontribusi dalam "Meeting of Special Envoys on Afghanistan".
Selain Indonesia, negara yang diundang antara lain adalah Amerika Serikat (AS), Rusia, China, Inggris, Prancis, Jerman, Arab Saudi, India, Uni Emirat Arab, Qatar, Turki, dan lain-lain. Ada dua organisasi internasional yang turut hadir, yaitu Organisasi Kerja Sama Islam dan Uni Eropa.
"Pertemuan itu sendiri terdiri dari tiga sesi. Saya hadir di satu sesi. Dua sesi lainnya dihadiri oleh Dirjen Aspasaf karena saya harus segera kembali ke Jakarta untuk melanjutkan persiapan KTT ke-42 ASEAN.Di sela-sela pertemuan, saya juga melakukan sejumlah pertemuan lainnya, antara lain dengan UNAMA, dengan utusan khusus AS untuk Afghanistan, utusan khusus Inggris, dan Norwegia. Saya juga bertemu dengan Menteri Negara urusan Luar Negeri Hina Rabbani Khar dan Sekjen PBB," terang Menlu Retno.
Selain itu, Menlu Retno juga berkesempatan melakukan pertemuan virtual dengan para tokoh perempuan Afghanistan.
"Jika dihitung, jumlah pertemuan dalam satu hari pada 1 Mei adalah 10 pertemuan," kata Menlu Retno.
Dalam seluruh pertemuan tersebut, Menlu Retno menekankan sejumlah hal, di antaranya:
- Hak-hak perempuan Afghanistan penting untuk dihormati termasuk hak terhadap pendidikan dan pekerjaan.
- Dunia juga perlu memperhatikan situasi kemanusiaan yang semakin memburuk di Afghanistan.
- Indonesia berkomitmen untuk memberikan bantuan di bidang kesehatan dan pendidikan.
- Di bidang kesehatan, untuk merespons wabah polio di Afghanistan dan atas permintaan otoritas setempat dan setelah berkonsultasi dengan WHO, maka Indonesia berkomitmen untuk membantu 10 juta vaksin polio untuk rakyat Afghanistan.
- Proses persiapan pemberian vaksin terus dilakukan saat ini, baik dengan WHO, UNICEF, dan BioFarma sebagai produsen vaksin polio.
- Di bidang pendidikan, Indonesia akan memberikan beasiswa/capacity building kepada kaum muda Afghanistan termasuk kaum perempuannya. Untuk tahun ini, salah satu fokusnya adalah pemberdayaan di bidang ekonomi.
"Baik Sekjen PBB maupun semua negara yang hadir, mereka mengapresiasi upaya yang dilakukan Indonesia. Khusus dengan Sekjen PBB, saya juga membahas mengenai situasi di Myanmar," imbuh Menlu Retno.
Advertisement