Indonesia Serukan Keadilan Ekonomi bagi Negara Berkembang dalam Pertemuan BRICS

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berharap BRICS (Brazil, Rusia, India, China, Afrika Selatan) memperjuangkan hak-hak pembangunan dan keadilan ekonomi negara-negara berkembang.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jun 2023, 20:40 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2023, 20:40 WIB
Pernyataan pers Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terkait pertemuan bilateral yang dilakukan Presiden Jokowi dengan empat negara di sela-sela kegiatan KTT ke-42 ASEAN 2023 di Labuan Bajo, NTT. (Liputan6/Benedikta Miranti)
Pernyataan pers Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terkait pertemuan bilateral yang dilakukan Presiden Jokowi dengan empat negara di sela-sela kegiatan KTT ke-42 ASEAN 2023 di Labuan Bajo, NTT. (Liputan6/Benedikta Miranti)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia berharap BRICS (Brazil, Rusia, India, China, Afrika Selatan) memperjuangkan hak-hak pembangunan dan keadilan ekonomi negara-negara berkembang.

Harapan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat menyampaikan pernyataan secara virtual pada pertemuan para Menteri Luar Negeri BRICS dengan negara-negara mitra di Cape Town, Afrika Selatan, Jumat (2/6).

Retno menyatakan saat ini dunia semakin terbelah ke dalam blok-blok yang saling berlawanan sehingga tatanan dunia berbasis aturan telah kehilangan makna karena setiap negara mengejar kepentingannya masing-masing.

"Jika tren ini terus berlanjut, negara berkembang yang akan paling dirugikan. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memperbaiki tatanan global yang tidak sehat ini. Dan BRICS berpotensi menjadi kekuatan yang positif untuk itu," kata Retno dalam siaran pers di Jakarta, dikutip dari Antara (3/6/2023).

Dia menambahkan BRICS harus memperjuangkan hak pembangunan setiap negara, terutama negara berkembang yang hingga saat ini masih banyak mengalami ketidakadilan ekonomi.

Menurut Retno, negara-negara Global South berhak menjadi bagian dari rantai pasok global dan bebas dari diskriminasi perdagangan serta perangkap utang.

Isu tersebut juga telah diangkat oleh Presiden Jokowi dalam pertemuan KTT G7 Outreach di Hiroshima, Jepang, Mei lalu.

"Saya harap BRICS dapat ikut mendukung upaya ini dan tidak menjadi bagian dari ketidakadilan ekonomi," kata Retno.

 

Memperkuat Multilateralisme

Pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dan Menlu Slovenia Tanja Fajon di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI, Rabu (24/5/2023). (Tangkapan layar Zoom)
Pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dan Menlu Slovenia Tanja Fajon di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI, Rabu (24/5/2023). (Tangkapan layar Zoom)

Retno juga mengajak BRICS memperkuat multilateralisme yang inklusif.

Tata kelola global, lanjut dia, harus direformasi dengan mempertimbangkan suara dan kepentingan negara-negara berkembang.

Retno menegaskan multilateralisme hanya dapat berkembang jika semua pihak menghormati hukum internasional secara konsisten tanpa standar ganda sebagai fondasi tatanan global.

Selain Indonesia, pertemuan para Menlu BRICS itu juga dihadiri 14 negara undangan lainnya.

Keempat belas negara itu adalah Arab Saudi, Argentina, Bangladesh, Burundi, Komoro, Gabon, Guinea-Bissau, Iran, Kazakhstan, Kuba, Mesir, Republik Demokratik Kongo, Uni Emirat Arab, dan Uruguay.

Tahun ini Indonesia telah diundang pada sejumlah pertemuan BRICS di bawah keketuaan Afrika Selatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya