Israel Optimistis Dapat Memperdalam Hubungan Ekonomis Bisnis dengan Arab Saudi Sekalipun Tanpa Hubungan Resmi

PM Israel menyatakan bahwa dia percaya diri negaranya bisa mencapai kesepakatan dengan Arab Saudi di bawah dukungan negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Riyadh.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 08 Agu 2023, 20:40 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2023, 20:40 WIB
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Dok. AFP)

Liputan6.com, Tel Aviv - Israel dan Arab Saudi akan memperdalam hubungan ekonomi dan bisnis, sekalipun jika keduanya tidak secara formal saling mengakui. Demikian keyakinan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang diungkapkannya dalam wawancara dengan Bloomberg.

Netanyahu menyatakan bahwa dia percaya diri Israel bisa mencapai kesepakatan dengan Arab Saudi di bawah dukungan negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Riyadh.

"Tanpa memiliki (hubungan resmi), keduanya masih bisa membangun sebuah koridor ekonomi yang membentang dari Jazirah Arab hingga Eropa, yang mencakup energi, transportasi, dan teknologi komunikasi," ujarnya seperti dilansir Bloomberg, Selasa (8/8/2023).

Ketika ditanya konsesi apa yang bersedia dibuat Israel atas kesepakatan semacam itu dengan Arab Saudi, Netanyahu menegaskan, "Saya tidak bersedia memberikan apapun yang akan membahayakan keamanan Israel."

Terkait dengan Palestina, Netanyahu seperti dilansir Israel National News mengatakan, "Jika Palestina diberikan negara sendiri maka itu tidak akan menjadi negara mereka sendiri. Itu akan menjadi negara yang dikendalikan Iran."

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen menuturkan kepada situs berita Elaph bahwa isu Palestina tidak akan menjadi penghalang bagi perdamaian.

"Kami telah membuktikannya dalam hal Kesepakatan Abraham. Kita semua punya kepentingan untuk meningkatkan kehidupan di wilayah Otoritas Palestina," kata Cohen seperti dilansir The Times of Israel.

Normalisasi hubungan Israel-Arab Saudi, sebut Cohen, akan menjadi kesempatan bersejarah bagi proses perdamaian yang akan mengubah wajah Timur Tengah dan seluruh dunia.

Selain itu, ujar Cohen, kesepakatan Israel-Arab Saudi akan menorehkan prestasi bagi Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sebelum Pilpres AS 2024.

"Ini akan memperkuat ekonomi domestik AS dan dengan demikian memengaruhi ekonomi global," klaim Cohen.

Cohen menambahkan bahwa kesepakatan Israel-Arab Saudi juga akan memperkuat keamanan dan ekonomi Arab Saudi.

Klaim Menlu Israel

Ilustrasi Israel
Ilustrasi Israel (iStockPhoto)

AS tengah berusaha untuk memajukan upaya normalisasi hubungan Israel-Arab Saudi. Dalam beberapa tahun terakhir, Arab Saudi dan negara-negara Teluk pro-Barat lainnya telah menyeimbangkan peralihan perhatian AS ke kawasan Asia Pasifik dan Rusia dengan memperluas hubungan dengan Iran dan China.

Cohen lebih lanjut mengatakan bahwa dia yakin pemerintah sayap kanan Israel pimpinan Netanyahu adalah yang paling tepat untuk berdamai dengan negara-negara Arab.

"Empat dari lima perjanjian damai yang ditandatangani oleh Israel dibuat oleh (Partai) Likud," ungkap Cohen.

"Dan pemerintah Netanyahu meneken tiga perjanjian damai, tidak seperti pemerintahan sebelumnya. Saya ingin bahwa (mantan perdana menteri) Yair Lapid tidak menghadiri pertemuan Knesset untuk mendukung perjanjian damai dengan Uni Emirat Arab."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya