Perang Ukraina: Serangan Rudal Rusia Tewaskan 2 Relawan Asing, Melukai 2 Lainnya

Kendaraan yang ditumpangi empat relawan asing tersebut mengalami hantaman langsung dari serangan rudal Rusia.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 11 Sep 2023, 21:15 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2023, 21:15 WIB
Perang Rusia Ukraina
Petugas darurat memeriksa gedung apartemen bertingkat yang rusak akibat serangan rudal terbaru Rusia di Kryvyi Rih, Ukraina, Selasa (13/6/2023). (AP Photo/Andriy Dubchak)

Liputan6.com, Kyiv - Dua relawan bantuan asing tewas dan dua lainnya terluka dalam serangan rudal Rusia di Ukraina timur.

Direktur Road to Relief yang merupakan warga negara Spanyol Emma Igual dan rekannya asal Kanada Anthony Ihnat tewas pada Sabtu (9/9/2023), ketika kendaraan mereka melaju menuju Bakhmut. Sementara itu, dua relawan lainnya masing-masing asal Jerman Ruben Mawick dan asal Swedia Johan Mathias Thyr terluka parah akibat pecahan peluru.

Kelompok tersebut mengatakan bahwa kendaraan yang ditumpangi Igual Cs mengalami hantaman langsung, terbalik, dan terbakar.

"Mereka berangkat dari Slovyansk menuju Bakhmut untuk menilai kebutuhan warga sipil yang terjebak dalam baku tembak di Kota Ivanivske," sebut Road to Relief, seperti dilansir BBC, Senin (11/9).

Spanyol mengonfirmasi bahwa seorang warganya tewas dalam serangan itu.

Adapun Road to Relief didaftarkan tahun lalu untuk membantu mengevakuasi warga sipil dari garis depan perang Ukraina.

"Pekerjaan mereka menghasilkan banyak evakuasi dan pengiriman bantuan penting selama 18 bulan kami beroperasi," ungkap Road to Relief.

LSM Actions Beyond Words menggambarkan sosok Ihnat sebagai "pria yang sangat lembut dan baik hati yang akan menerangi ruangan mana pun".

"Kami mengenang seorang pahlawan luar biasa bagi Ukraina," kata Beyond Words.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ukraina: Mereka Sepenuhnya Fokus pada Kepentingan Sipil

Serangan Rudal Rusia Hancurkan Gedung Lima Lantai di Zaporizhzhia Ukraina, Tiga Orang Tewas
Tim penyelamat bekerja di gedung tempat tinggal berlantai lima yang hancur setelah serangan rudal di tengah invasi Rusia ke Ukraina di Zaporizhzhia pada 2 Maret 2023. Serangan Rusia di sebuah blok apartemen di kota Zaporizhzhia, Ukraina selatan telah menewaskan sedikitnya tiga orang, kata pihak berwenang setempat pada 2 Maret, saat operasi pencarian sedang berlangsung. (AFP/Katerina Klochko)

Kementerian Pertahanan Ukraina menyalahkan teroris Rusia atas serangan tersebut dan mengatakan bahwa Road to Relief sepenuhnya terfokus pada proyek sipil. Kematian tersebut adalah kehilangan yang menyakitkan dan tidak dapat diperbaiki.

"Emma dan Anthony akan selamanya ada di hati kami," sebut pernyataan Kementerian Pertahanan Ukraina.

Ukraina timur menjadi semakin berbahaya bagi para pekerja bantuan, baik Ukraina maupun internasional.

Dalam laporan terbarunya, yang diterbitkan pekan lalu, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB mengatakan ada 100 insiden keamanan yang memengaruhi kerja bantuan tahun ini.

"Serangan yang berdampak pada titik distribusi terus meningkat sepanjang tahun, sehingga memaksa penghentian sementara bantuan pada banyak kesempatan," ungkap kantor PBB.

"Sepanjang tahun 2023, setidaknya enam pekerja bantuan tewas dan 16 lainnya terluka saat menjalankan tugas di Ukraina, dibandingkan dengan empat orang yang terbunuh sepanjang tahun 2022."

Pada Januari, warga negara Inggris Chris Parry dan Andrew Bagshaw terbunuh ketika mereka mencoba mengevakuasi warga sipil di Soledar, utara Bakhmut, saat kelompok tentara bayaran Wagner Rusia mendekat.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya