Liputan6.com, Ottawa - Kanada tengah menghadapi tekanan untuk merilis bukti keterlibatan India dalam pembunuhan tokoh Sikh Hardeep Singh Najjir seperti yang dituduhkannya. Media Kanada kemudian mengindikasikan bahwa pemerintahan Justin Trudeau memang memiliki informasi intelijen terkait peristiwa itu.
Canadian Broadcastin Corporation melaporkan pada Kamis (21/9/2023), di antara kumpulan informasi yang dikumpulkan dalam penyelidikan selama berbulan-bulan atas pembunuhan Hardeep Singh Najjir adalah komunikasi yang melibatkan sejumlah pejabat India, termasuk diplomat India yang bekerja di Kanada.
Baca Juga
PM Trudeau belum mengonfirmasi bahwa pemerintahnya akan membagikan bukti tersebut.
Advertisement
Dalam beberapa pekan terakhir, kepala badan intelijen Kanada serta penasihat keamanan dan intelijen nasional telah melakukan perjalanan ke India dalam upaya untuk menggalang kerja sama dalam penyelidikan pembunuhan Hardeep Singh Najjir.
Berbicara kepada wartawan di PBB di New York pada Kamis, PM Trudeau mengatakan bahwa dia tidak berusaha untuk meningkatkan perselisihan antara kedua negara dan meminta India untuk bekerja sama dengan pihak berwenang Kanada untuk mengungkap kebenaran di balik pembunuhan tersebut.
"Kami tidak ingin memprovokasi atau menimbulkan masalah, namun kami tegas mengenai supremasi hukum dan tegas dalam melindungi warga Kanada dan membela nilai-nilai kami," kata PM Trudeau, seperti dilansir The Guardian, Jumat (22/9). "Itulah sebabnya kami menyerukan kepada pemerintah India untuk bekerja sama dengan kami dalam menetapkan proses, untuk mengungkap kebenaran masalah ini dan memungkinkan keadilan dan akuntabilitas ditegakkan."
Penasihat keamanan nasional utama Amerika Serikat (AS) mengatakan tuduhan tersebut merupakan masalah yang memprihatinkan bagi Gedung Putih dan pihak-pihak terkait tengah berkomunikasi.
"Tidak ada pengecualian khusus yang Anda dapatkan untuk tindakan seperti ini," kata Jake Sullivan. "Terlepas dari negara manapun, kami akan membela dan mempertahankan prinsip-prinsip dasar kami dan kami juga akan berkonsultasi erat dengan sekutu seperti Kanada saat mereka menjalankan proses penegakan hukum dan diplomasi."
Babak Baru Perselisihan India-Kanada
Perselisihan India-Kanada memasuki babak baru pada Kamis ketika India mengumumkan penangguhan pemrosesan visa di Kanada, menghentikan rencana perjalanan ribuan orang, termasuk populasi diaspora yang besar.
"Anda menyadari ancaman keamanan yang dihadapi oleh konsulat kami di Kanada," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri India Arindam Bagchi. "Ini telah mengganggu fungsi normal mereka. Oleh karena itu, komisi tinggi dan konsulat kami untuk sementara tidak dapat memproses permohonan visa. Kami akan meninjau situasi secara berkala."
Wakil Perdana Menteri Kanada Chrystia Freeland menolak mengambil tindakan pembalasan serupa.
"Ini bukan tentang geopolitik. Ini tentang Kanada, keselamatan warga Kanada di Kanada. Ini tentang supremasi hukum," katanya.
India telah menolak tuduhan terlibat dalam pembunuhan Hardeep Singh Najjir dan menyebutnya sebagai tuduhan yang tidak masuk akal. Namun, sebelum penangguhan pemrosesan via oleh India, kedua negara telah saling mengusir diplomat.
Bagchi menyatakan bahwa Kanada adalah tempat di mana elemen-elemen yang terkait dengan kejahatan terorganisir, teroris, separatis, atau ekstremis yang beroperasi secara bebas, dimaafkan secara politik, dan dapat berkeliaran.
Mengutip meningkatnya aktivitas anti-India dan kejahatan kebencian yang dimaafkan secara politik, Bagchi mengatakan, India memperbarui peringatan perjalanannya untuk Kanada. India memperingatkan warganya yang tinggal dan bepergian di negara tersebut untuk sangat berhati-hati.
Sementara itu, peringatan Kanada bagi warga negaranya yang bepergian ke India mencakup peringatan mengenai ancaman serangan teroris di seluruh negeri.
Kedua belah pihak mengumumkan bahwa mereka juga menunda perundingan perdagangan senilai puluhan miliar dolar, yang sebelumnya menurut para pejabat di India dan Kanada hampir selesai.
Advertisement
Siapa Hardeep Singh Nijjar?
Hardeep Singh Nijjar adalah seorang warga negara Kanada, yang pindah ke negara itu pada tahun 1997. Dia vokal mendukung referendum Khalistan.
Dikutip kantor berita Global News, Hardeep Singh Nijjar juga kerap menyerukan agar kekerasan anti-Sikh di India diakui sebagai genosida.
Pada tahun 2014, beberapa bulan setelah PM Narendra Modi, yang merupakan seorang nasionalis Hindu, menjabat, pihak berwenang India mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Hardeep Singh Nijjar. India menggambarkannya sebagai "dalang" kelompok militan Khalistan Tiger Force.
Dia dituduh terlibat dalam pengeboman sebuah bioskop di Punjab pada tahun 2007. Pemberitahuan Interpol pada tahun 2016 menuduh dia adalah konspirator utama dalam serangan tersebut. Dia disebut melakukan perekrutan dan penggalangan dana, tuduhan-tuduhan yang dibantah keras oleh Nijjar.
Hardeep Singh Nijjar tewas ditembak mati pada 18 Juni 2023 di tempat parkir kuil Sikh di Surrey, British Columbia, Kanada.
"Tindakan kekerasan ini sudah bisa diprediksi dan sudah diperkirakan sebelumnya. Ini tidak bisa kami terima," kata Direktur Sikhs for Justice Jatinder Singh Grewal.