Liputan6.com, Jakarta - Kerja sama yang dijalin antara Organisasi Persatuan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dengan Brasil diharapkan dapat membawa manfaat konkret bagi masyarakt di kedua wilayah tersebut. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi usai melakukan pertemuan trilateral dengan Menteri Luar Negeri Brasil Mauro Vieira dan Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn di Gedung Kemlu RI, Senin (9/10/2023).
"Untuk menghasilkan dampak jangka panjang, kerangka kerja sama apa pun harus memberikan manfaat langsung kepada masyarakat," ujar Retno kepada media dalam kesempatan yang sama.
Baca Juga
Dalam mencapai tujuan tersebut, Retno menyebutkan bahwa ASEAN dan Brasil tengah mengatur rangka kerja sama di berbagai bidang.
Advertisement
"Dalam hal ini, saya menghargai bahwa ASEAN dan Brasil hampir menyelesaikan Bidang Kerja Sama Praktis, antara lain di bidang energi, ketahanan pangan, dan perlindungan keanekaragaman hayati," sambungnya.
Mewakili Indonesia, Retno juga mengatakan bahwa Indonesia berharap dapat menjalin kerja sama yang lebih erat dengan Brasil dalam berbagai kegiatan kerja sama sektoral ASEAN.
Senada dengan Retno, Menlu Brasil Mauro Vieira pun menyampaikan antusiasme Brasil untuk memperdalam kerja sama dengan ASEAN. Ini lantaran bahwa negara Amerika Latin tersebut menyadari kemajuan ekonomi dan pentingnya peran ASEAN di kawasan maupun global.
"Brasil sangat menantikan peningkatan kerja sama dengan ASEAN sehubungan dengan dialog sektoral dan kemitraan yang sudah terjalin," ujarnya.
Kerja sama antara ASEAN dan Brasil sudah terjalin sejak 16 November 2011, ketika kedua pihak melakukan penandatanganan perjanjian Treaty of Amity and Cooperation (TAC) atau yang disebut juga sebagai traktat kerja sama ASEAN.
Kerja Sama ASEAN-Brasil Terjalin Sejak 2011
Dilansir laman ASEAN, Traktat Kerja Sama ASEAN (TAC) didirikan pada tahun 1976 guna mewujudkan prinsip-prinsip universal hidup berdampingan secara damai dan kerja sama bersahabat antar negara di Asia Tenggara. Ini adalah kode yang mengikat secara hukum untuk hubungan antar negara di kawasan dan sekitarnya.
Perjanjian ini telah diamandemen sebanyak tiga kali, masing-masing pada tahun 1987, 1998, dan 2010, untuk memungkinkan aksesi oleh negara-negara di luar Asia Tenggara serta organisasi regional yang beranggotakan negara-negara berdaulat.
TAC sendiri mulai berlaku pada 24 Februari 1976 ditandai penandatanganan pemimpin negara-negara Asia Tenggara saat itu termasuk Soeharto (Indonesia), Lee Kuan Yew (Singapura), Ferdinand Marcos (Filipina), Datuk Hussein Onn (Malaysia) dan Kukrit Pramoj (Thailand).
Hingga Juli 2023, sebanyak 51 negara telah menandatangani traktat kerja sama dengan ASEAN.
Advertisement