Liputan6.com, Baghdad - Irak menarik duta besarnya dari Teheran untuk berkonsultasi dan memanggil kuasa usaha Iran di Baghdad pada Selasa (16/1/2024) sebagai protes atas serangan Iran di Irak utara yang menewaskan beberapa warga sipil semalam. Demikian disampaikan Kementerian Luar Negeri Irak.
"Serangan Iran adalah pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Republik Irak, sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip bertetangga yang baik dan hukum internasional, serta mengancam keamanan kawasan," sebut Kementerian Luar Negeri Irak, seperti dilansir AP.
Baca Juga
Iran menembakkan rudal pada Senin malam ke apa yang dikatakannya sebagai markas mata-mata Israel di lingkungan kelas atas dekat kompleks Konsulat Amerika Serikat (AS) di Irbil, pusat wilayah semi-otonom Kurdistan di Irak utara. Selain itu, mereka juga menargetkan sasaran yang terkait dengan kelompok ekstremis ISIS di Suriah utara.
Advertisement
Garda Revolusi Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa bahwa mereka meluncurkan empat rudal Kheibar ke posisi ISIS di Idlib di Suriah dan 11 rudal balistik presisi di wilayah Kurdi di Irak utara, yang menurut mereka menghantam pusat Mossad, badan intelijen Israel.
Serangan Iran terjadi setelah kelompok ISIS pada awal bulan ini mengaku bertanggung jawab atas dua bom bunuh diri yang meledak pada peringatan kematian komandan Al-Quds - unit elite Garda Revolusi Iran - Jenderal Qassem Soleimani. Dia tewas akibat serangan drone AS pada tahun 2020.
Serangan ISIS di Kerman itu menewaskan sedikitnya 84 orang dan melukai 284 lainnya.
Bulan lalu, Iran menuduh Israel membunuh Sayyed Razi Mousavi, yang merupakan penasihat Garda Revolusi Iran (IRGC) yang membantu mengoordinasikan hubungan Iran-Suriah. Mousavi disebut tewas dalam serangan udara di Sayyida Zeinab, pinggiran Kota Damaskus.
Tidak jelas apakah serangan Iran di Suriah memang mengenai sasaran yang terkait dengan kelompok ISIS.
Imbas Serangan Iran
Mounir al-Mustafa, wakil direktur pertahanan sipil di barat laut Suriah, yang juga dikenal sebagai Helm Putih, mengatakan salah satu serangan di Idlib menargetkan sebuah klinik medis yang tidak lagi beroperasi di Desa Talteta. Dua warga sipil, kata dia, menderita luka ringan.
Sami al-Qassim, yang tinggal di dekat lokasi sasaran, mengatakan klinik itu kosong dan tidak ada aktivitas militan di daerah tersebut.
Sementara itu, serangan di Irbil menewaskan sedikitnya empat orang, di antaranya Peshraw Dizayi, seorang pengusaha lokal terkemuka dengan portofolio mencakup perusahaan real estate dan jasa keamanan. Dia tewas bersama anggota keluarganya.
Advertisement
Penjelasan Iran
Amerika Serikat (AS) mengecam serangan Iran ke Irak. Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Matthew Miller menyebut tindakan Iran sembrono.
Adapun juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengatakan bahwa serangan ke Irak dan Suriah sejalan dengan pertahanan tegas kedaulatan dan keamanan negara, melawan terorisme, dan bagian dari hukuman terhadap mereka yang mengancam keamanan negara.
Kanaani menambahkan bahwa Iran dalam "operasi yang presisi dan menargetkan sasaran, mengidentifikasi markas besar para penjahat dan membidik mereka dengan proyektil yang akurat dan dipandu dengan tepat".
Beberapa ratus demonstran berkumpul di Irbil pada Selasa untuk memprotes serangan tersebut.