AS Lancarkan Serangan Kelima, Houthi: Suatu Kehormatan Berhadapan Langsung dengan Amerika

AS melancarkan serangan kelimanya terhadap kelompok Houthi di Yaman pada Kamis (18/1/2024).

oleh Khairisa Ferida diperbarui 19 Jan 2024, 08:06 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2024, 08:06 WIB
Militan Houthi menguasai Hodeidah yang menjadi pelabuhan utama di Yaman.
Militan Houthi menguasai Hodeidah yang menjadi pelabuhan utama di Yaman. (Dok. AP Photo)

Liputan6.com, Washington, DC - Amerika Serikat (AS) pada Kamis (18/1/2024) melancarkan serangan kelima terhadap pemberontak Houthi di Yaman. Pentagon mengonfirmasi serangan militer AS menghancurkan dua peluncur rudal.

"Menggunakan pesawat tempur F-18 Angkatan Laut, Pasukan Komando Pusat AS melakukan serangan terhadap dua rudal anti-kapal Houthi yang ditujukan ke Laut Merah Selatan dan bersiap untuk diluncurkan," kata komando tersebut seperti dilansir The Hill, Jumat (19/1)

"Pasukan AS, yang mengidentifikasi rudal tersebut sekitar pukul 15.40 waktu setempat, menetapkan bahwa mereka merupakan ancaman nyata terhadap kapal dagang dan kapal Angkatan Laut AS di wilayah tersebut. Pasukan AS kemudian menyerang dan menghancurkan rudal-rudal tersebut untuk membela diri."

Sejak pekan lalu, AS telah menyerang sasaran-sasaran Houthi di Yaman dalam lima putaran terpisah untuk mencegah para militan melakukan serangan lanjutan terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah. Serangan Houthi terhadap kapal-kapal dagang yang menurut mereka terkait dengan Israel telah dimulai pada pertengahan November 2023.

Mereka mengklaim aksinya sebagai wujud dukungan dan solidaritas terhadap Hamas dan warga Jalur Gaza di tengah perang dengan Israel.

Meski demikian, serangan yang dipimpin AS terhadap Houthi yang dimulai pada 11 Januari gagal menghalangi kelompok itu. Houthi terus menembakkan drone dan rudal ke kapal-kapal dagang, termasuk kapal curah milik AS, Genco Picardy, yang diserang di Teluk Aden pada Rabu (17/1).

Biden: Serangan terhadap Houthi Berlanjut

Joe Biden
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. (Dok: Jim Watson/Pool via AP)

Presiden Joe Biden pada Kamis pagi mengatakan serangan AS terhadap Houthi akan terus berlanjut, meskipun dia mengakui bahwa pengeboman tersebut gagal menghentikan serangan Houthi terhadap kapal-kapal dagang.

Pada Rabu, pemerintahan Biden telah memasukkan kembali Houthi ke dalam daftar teroris global yang ditetapkan secara khusus oleh AS. Penunjukan resmi ini disertai dengan sanksi yang dimaksudkan untuk memotong pendanaan bagi kelompok Houthi sambil tetap mengizinkan bantuan kemanusiaan mengalir ke negara tersebut.

Pentagon Akui Kemampuan Houthi Belum Melemah

Salah seorang anggota pasukan militan Houthi memanggul senjata.
Salah seorang anggota pasukan militan Houthi memanggul senjata. (Dok. AFP Photo)

Ketika ditanya tentang rencana Pentagon untuk melanjutkan serangan, wakil sekretaris pers Sabrina Singh mengatakan kepada wartawan bahwa militer AS akan terus memberikan tanggapan jika diperlukan.

"Kami tidak pernah mengatakan Houthi akan segera menghentikan (serangan mereka)," katanya, seraya menambahkan bahwa Houthi masih mempertahankan beberapa kemampuan untuk terus melancarkan serangan.

Respons Houthi

Ilustrasi Yaman
Ilustrasi Yaman (Dok. AP)

Dalam pidatonya selama satu jam yang disiarkan di saluran media Arab, pemimpin Houthi Abdulmalik al-Houthi seperti dilansir The Guardian mengatakan, "Merupakan suatu kehormatan dan berkah besar untuk berhadapan langsung dengan AS."

Al-Houthi mengklaim bahwa satu-satunya dampak dari serangan rudal baru-baru ini adalah meningkatkan teknologi angkatan darat dan angkatan lautnya. Dia bertanya mengapa negara-negara yang menindas Jalur Gaza merasa berhak mencap negara lain sebagai teroris karena memenuhi kewajiban agama mereka untuk membantu rakyat Palestina - mengacu pada keputusan AS pada Rabu yang menetapkan Houthi teroris global yang ditetapkan secara khusus oleh AS. 

Lebih lanjut, al-Houthi mengatakan kelompoknya dikucilkan karena mereka siap mengambil langkah-langkah praktis untuk mendukung Palestina, sedangkan posisi umum para pemimpin negara-negara Arab dan Islam masih suam-suam kuku dan lemah.

Al-Houthi menegaskan, "Tidak ada – tidak satu pun ancaman, rudal, tekanan akan mengubah posisi kami."

Dia menambahkan bahwa serangan terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel atau perjalanan ke pelabuhan Israel, hanya akan berakhir ketika blokade terhadap Jalur Gaza dicabut.

"Rakyat Palestina mempunyai hak atas bantuan baik udara, darat, dan laut tanpa hambatan apa pun. Musuh Zionis hanya ingin laut aman hanya untuk mereka," ujarnya.

Selain itu, al-Houthi menyerukan warga Yaman menunjukkan dukungan massal pada Jumat untuk rekan-rekan senegaranya yang tewas akibat serangan AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya