2 Warganya Tewas di Medan Perang Ukraina, Prancis Panggil Dubes Rusia

Para pekerja kemanusiaan asal Prancis tersebut tewas dalam serangan Rusia pada Kamis (1/2) di dekat garis depan pertempuran di Ukraina.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 06 Feb 2024, 08:29 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2024, 08:29 WIB
Serangan Rusia Hantam Pusat Perbelanjaan Ukraina di Kherson
Seorang petugas pemadam kebakaran Layanan Darurat Negara Ukraina menyemprotkan air saat memadamkan api setelah penembakan Rusia menghantam sebuah pusat perbelanjaan di Kherson, Ukraina, 3 Februari 2023. Asap membumbung tinggi dari pusat perbelanjaan yang terbakar setelah serangan Rusia ke pusat perbelanjaan tersebut. (AP Photo/LIBKOS)

Liputan6.com, Paris - Pemerintah Prancis memanggil duta besar Rusia untuk melakukan pembicaraan pada Senin (5/2/2024) mengenai tewasnya dua warga negara Prancis yang bekerja untuk organisasi non-pemerintah di Ukraina. 

Para pekerja kemanusiaan tersebut tewas dalam serangan Rusia pada Kamis (1/2) di dekat garis depan pertempuran di Ukraina, di utara Sungai Dnipro, Kota Beryslav, Kherson. Tiga warga negara Prancis lainnya terluka. Demikian seperti dilansir AP, Selasa (6/2).

Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang diperkirakan akan mengunjungi Kyiv dalam beberapa minggu ke depan, mengecam serangan itu pengecut dan keterlaluan.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam pernyataannya pada Senin mengatakan, "Jatuhnya korban jiwa selalu merupakan sebuah tragedi."

Namun, Zakharova menambahkan, "Detail spesifik dari insiden ini … tidak kami ketahui."

Zakharova juga menyalahkan Prancis karena memicu konflik di Ukraina dengan memasok senjata ke Kyiv dan melatih tentaranya.

Prancis Janjikan Dukungan Berkelanjutan bagi Ukraina

Perang Rusia - Ukraina
"Salah satu dari mereka, seorang pria berusia 35 tahun, kini dalam kondisi serius," imbuhnya. (Ukrainian Emergency Service via AP)

Di lain sisi, Perdana Menteri Perancis Gabriel Attal menjanjikan dukungan berkelanjutan bagi militer Ukraina dalam upaya memukul mundur pasukan Rusia, dengan mengatakan, "Kita berbicara tentang hak sederhana (bagi warga Ukraina) untuk membela diri."

Attal berbicara di Berlin, Jerman, dalam pertemuannya dengan Kanselir Olaf Scholz. Pekan lalu, Scholz menyerukan negara-negara Eropa lainnya meningkatkan pengiriman senjata untuk Ukraina dengan menyatakan, "Hal ini tidak bisa hanya bergantung pada Jerman saja."

Scholz mengungkapkan pula, "Presiden Rusia Vladimir Putin berharap suatu saat kita tidak ingin melanjutkan hal ini (mengirimkan senjata ke Ukraina). Dan pesan yang ditujukan kepadanya dari AS dan Eropa sangat jelas ... kami akan mendukung Ukraina."

Macron bulan lalu telah mengumumkan rencananya untuk mengirimkan lebih banyak rudal jelajah jarak jauh serta bom ke Ukraina. Bantuan militer Prancis disebut tertinggal dibandingkan bantuan beberapa sekutu lainnya.

Disinformasi

Serangan Rudal Kembali Hantam Kiev dan Kharkiv
Menurut pejabat setempat, serangan rudal juga diarahkan ke Kharkiv yang merupakan kota terbesar kedua di Ukraina pada 23 Januari 2024. (SERGEY BOBOK/AFP)

Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan para pejabat akan menggunakan pemanggilan Duta Besar Rusia Alexei Meshkov untuk mengecam kebangkitan disinformasi yang menargetkan Prancis.

Pemerintah Prancis menuduh Rusia melakukan kampanye manipulasi online yang sudah berlangsung lama, termasuk meniru situs media terkemuka Prancis dan Kementerian Luar Negeri Prancis, yang bertujuan untuk menyebarkan kebingungan dan informasi palsu tentang perang Ukraina.

Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya