Liputan6.com, Riyadh - Korea Selatan dan Arab Saudi pada Minggu (4/2/2024) menandatangani nota kesepahaman untuk memperluas kerja sama pertahanan.
"Perjanjian tersebut akan membuat keduanya menetapkan komite bersama untuk membentuk kelompok kerja penelitian dan pengembangan sistem persenjataan serta produksi dalam rangka melanjutkan kerja sama di bidang pertahanan," kata Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Korea Selatan, seperti dilansir CNA, Selasa (6/2).
Baca Juga
Menteri Pertahanan Korea Selatan Shin Won Sik, yang mengunjungi Riyadh untuk Pameran Pertahanan Dunia sebagai bagian dari perjalanan selama seminggu ke Timur Tengah, dan Menteri Pertahanan Saudi Khalid bin Salman Al Saud hadir saat penandatanganan perjanjian tersebut.
Advertisement
Juru bicara DAPA tidak memberikan rincian lebih lanjut ketika ditanya tentang perjanjian kerja sama pertahanan dengan Korea Selatan dalam konferensi pers pada Senin (5/2).
Ambisi Korea Selatan
Korea Selatan sedang berupaya meningkatkan penjualan untuk menjadi salah satu pemasok senjata terbesar di dunia, di tengah persaingan ketat dengan eksportir senjata global lainnya.
Data dari Kementerian Pertahanan Korea Selatan menunjukkan, penjualan senjata negara itu melonjak menjadi USD 17 miliar pada tahun 2022 dari USD 7,25 miliar pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, menurut Kamar Dagang dan Industri Korea, ekspor senjata negara tersebut ke Timur Tengah tumbuh hampir 10 kali lipat antara tahun 2013 dan 2022.
Advertisement
Keuntungan Kerja Sama Pertahanan dengan Korea Selatan
Laporan Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) yang berbasis di London pada November 2020 menyebutkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan Korea Selatan, Hanwha, Poongsan, dan LIG Nex1 menyelesaikan kesepakatan dengan Arab Saudi, yang secara kolektif bernilai sekitar USD 989 juta, untuk berbagai peluncur roket, amunisi dan sistem elektro-optik. Ada lebih banyak kesepakatan lagi yang sedang dikerjakan.
"Negara-negara Teluk Arab berupaya mendiversifikasi sumber pengadaan pertahanan dan kemitraan mereka di luar pemasok tradisional mereka di Barat," sebut laporan itu.
"Dan Seoul dapat menawarkan alternatif peralatan yang semakin canggih, seringkali dengan harga yang kompetitif dan waktu tunggu yang lebih singkat."