4 April 1841: Presiden William Henry Harrison Meninggal 32 Hari Usai Menjabat Orang Nomor Satu AS

William Henry Harrison menjadi presiden AS dengan masa jabatan tersingkat, namun memberikan pidato kepresidenan dengan durasi terlama.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 04 Apr 2024, 09:09 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2024, 09:09 WIB
Presiden ke-9 AS William Henry Harrison
Presiden ke-9 AS William Henry Harrison (quotesgram)

Liputan6.com, New York - Sejarah mencatat hari ini merupakan momen Presiden Amerika Serikat (AS) ke-9 William Henry Harrison meninggal dunia. Ia menghembuskan napas terakhirnya pada 4 April 1841, 32 hari setelah menjabat sebagai Orang Nomor Satu di Negeri Paman Sam.

Melansir dari History.com, Harrison kemudian diketahui memegang rekor sebagai presiden Amerika Serikat dengan masa jabatan terpendek. Ironisnya, pria dengan masa jabatan terpendek di Gedung Putih ini menyampaikan pidato pelantikan terlama dalam sejarah.

Pidato kepresidenan pertamanya disampaikan pada suatu pagi di bulan Maret yang sangat dingin, berdurasi satu jam 45 menit.

Harrison tertidur di penghujung hari pelantikan karena flu parah yang kemudian menjadi kasus pneumonia yang fatal. Sementara itu, beberapa sejarawan menyatakan bahwa kasus hepatitis mungkin juga menjadi penyebab kematiannya.

Adapun William Henry Harrison tercatat sebagai presiden terakhir yang lahir sebagai warga negara Inggris sebelum Revolusi Amerika. Berasal dari Virginia, ia kuliah dengan tujuan belajar kedokteran, tetapi memilih untuk bergabung dengan tentara sebelum menyelesaikan gelarnya.

Jasa Teladan Harrison

Ilustrasi Gedung Putih, Amerika Serikat. (Dok. Pixabay)
Ilustrasi Gedung Putih, Amerika Serikat. (Dok. Pixabay)

Presiden John Adams mengenang jasa teladan Harrison dalam Indian Wars of the Northwest Territories dan, pada tahun 1801 mengangkatnya sebagai gubernur Wilayah Northwest (sekarang Indiana dan Illinois).

Harrison kemudian bertempur di Pertempuran Sungai Thames selama Perang tahun 1812. Dia kemudian menjadi anggota kongres dan duta besar untuk Kolombia sebelum mencalonkan diri bersama John Tyler sebagai kandidat Partai Whig dalam pemilihan presiden tahun 1840.

Satu hal yang membuat para penguasa politik merasa ngeri adalah Harrison dan Tyler berkampanye dengan gaya yang penuh semangat dan dianggap tidak pantas pada zaman mereka.

Mereka menggunakan nama panggilan Harrison, Tippecanoe, yang diperolehnya selama kampanye brutal Perang Indian Wars of the Northwest Territories di Tippecanoe Creek, dan juga mengarang slogan kampanye Tippecanoe dan Tyler.

Harrison dan Tyler mengadakan demonstrasi yang riuh di mana mereka membagikan botol-botol minuman keras gratis yang disimpan dalam botol-botol kecil berbentuk kabin kayu.

Taktik mereka, meski kontroversial, dinyatakan berhasil, dan pada tanggal 4 Maret 1841, Harrison dilantik sebagai presiden AS yang ke-9.

Cucunya Lanjutkan Perjuangan Jadi Presiden AS

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AS)
Ilustrasi Amerika Serikat (AS). (Freepik)

Setelah kematiannya, Harrison meninggalkan seorang janda, Anna, dan tiga anak yang masih hidup.

Cucunya, Benjamin, menjadi presiden Amerika Serikat ke-23 pada tahun 1889.

Berbeda dengan kakeknya, Benjamin Harrison menjalani masa jabatan penuh, namun kalah dalam pemilihan kembali dari Grover Cleveland pada tahun 1892.

Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya