INS Kochi India Tanggapi Panggilan Darurat Kapal Tanker Panama Usai Diserang Houthi

Angkatan Laut India mengatakan pada Minggu (28/4/2024) bahwa misi India yang dikerahkan di laut merah telah merespons insiden tersebut.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 04 Mei 2024, 01:29 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2024, 13:00 WIB
Ilustrasi bendera India (AFP Photo)
Ilustrasi bendera India (AFP Photo)

Liputan6.com, New Delhi - Kapal perang India INS Kochi menanggapi panggilan darurat dari kapal tanker minyak mentah berbendera Panama, Merchan Vessel (MV) Andromeda Star PM.

Kapal tersebut melaporkan telah diserang di Laut Merah pada 26 April 2024.

Serangan tersebut, yang diklaim oleh Houthi, menandai dimulainya kembali aksi mereka di kawasan tersebut.

Angkatan Laut India mengatakan pada Minggu (28/4/2024) bahwa misi India yang dikerahkan di laut merah telah merespons insiden tersebut.

Dikutip dari laman dailyhunt, Jumat (3/5) seluruh 22 warga negara India, yang berada di kapal dagang tersebut selamat.

Sebanyak 30 awak kapal (termasuk 22 warga negara India) berada di kapal tersebut dan kapal tersebut melanjutkan transit terjadwal ke pelabuhan berikutnya.

Menurut Tentara Angkatan Laut India, kapal MV dicegat oleh Houthi.

Oleh karena itu, kapal Tentara AL India melakukan pengintaian udara dengan helikopter untuk menilai situasi. Tim EOD dikerahkan di kapal MV untuk melakukan penilaian risiko sisa.

Tindakan cepat kapal Angkatan Laut ini menegaskan kembali komitmen dan tekad India dalam melindungi para pelaut yang melintasi wilayah tersebut, kata seorang pejabat militer India.

Setelah serangan itu, kelompok Houthi menyatakan bahwa serangan tersebut menargetkan kapal tanker sebagai bagian dari dukungan mereka terhadap Palestina.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Houthi Bertekad Terus Tenggelamkan Kapal-Kapal Inggris

Houthi Yaman
Kiprah kelompok Houthi menyita perhatian publik usai mendeklarasikan blokade terhadap kapal laut yang menuju Israel di Laut Merah. Blokade itu diklaim hanya akan berakhir jika Israel mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. (AP Photo)

Sebelumnya, kelompok Houthi di Yaman pada Minggu (3/3/2024) menegaskan akan terus menargetkan kapal-kapal Inggris di Teluk Aden. Pernyataan tersebut muncul setelah tenggelamnya kapal kargo curah milik Inggris Rubymar.

"Yaman akan terus menenggelamkan lebih banyak kapal Inggris dan segala dampak atau kerusakan lainnya akan diderita Inggris," ungkap wakil menteri luar negeri di pemerintahan yang dipimpin Houthi, Hussein al-Ezzi, dalam unggahan di X alias Twitter.

"Mereka adalah negara jahat yang menyerang Yaman dan bermitra dengan Amerika Serikat (AS) dalam mensponsori kejahatan yang sedang berlangsung terhadap warga sipil di Gaza."

Militer AS mengonfirmasi pada Sabtu (2/3) bahwa kapal milik Inggris, Rubymar, tenggelam setelah terkena rudal balistik anti-kapal yang ditembakkan oleh Houthi pada 18 Februari. Demikian seperti dilansir CNA, Senin (4/3).


Alasan Houthi

Houthi Yaman
Ideologi Houthi antara lain dirumuskan dalam slogannya, yakni "Allah Maha Besar, matilah AS, matilah Israel, terkutuklah kaum Yahudi dan kemenangan bagi Islam." (AP Photo)

Militan Houthi telah berulang kali meluncurkan drone dan rudal terhadap pelayaran komersial internasional sejak pertengahan November 2023, dengan mengatakan mereka bertindak sebagai wujud solidaritas atas kekejian militer Israel di Gaza.

Serangan mereka di Laut Merah telah mengganggu pelayaran global, memaksa perusahaan-perusahaan untuk melakukan perjalanan yang lebih lama dan lebih mahal di sekitar Afrika bagian selatan, serta memicu kekhawatiran bahwa perang Hamas Vs Israel dapat menyebar dan mengganggu stabilitas Timur Tengah.

AS dan Inggris mulai menyerang sasaran Houthi di Yaman pada Januari sebagai pembalasan atas serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

Infografis Adu Kekuatan Tempur Pakistan Vs India
Infografis Adu Kekuatan Tempur Pakistan Vs India. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya