4 Misteri Bulan yang Berhasil Dipecahkan Ilmuwan

Para ahli terus melakukan penelitian untuk mengungkap misteri tentang bulan yang seolah tidak pernah habis, bahkan hingga saat ini.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 07 Mei 2024, 05:00 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2024, 05:00 WIB
Gerhana Bulan Total
Gerhana Bulan Total terjadi ketika seluruh bayangan umbra bumi jatuh menutupi bulan, sehingga matahari, bumi dan bulan berada tepat sejajar.

Liputan6.com, Jakarta - Bulan merupakan satu-satunya satelit alami yang dimiliki bumi. Bulan juga merupakan satelit terbesar kelima di tata surya.

Satelit alami ini memiliki diameter 3.476 km, atau setara dengan 0,27 kali diameter bumi. Bulan tidak memiliki atmosfer di permukaannya, namun suhu permukaannya dapat mencapai -230°C hingga 123°C.

Bulan juga memiliki gaya gravitasi, yaitu sebesar 0,16 kali Gravitasi bumi. Melansir laman NASA pada Jumat (03/05/2024), para ilmuwan mendapat petunjuk pertama tentang asal-usul bulan pada Juli 1969.

Saat itu astronaut NASA, Neil Armstrong dan Buzz Aldrin, membawa sampel batu dan debu bulan kembali ke bumi. Sampel tersebut diperkirakan berasal dari sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, sehingga bulan diperkirakan terbentuk sekitar 150 juta tahun setelah tata surya terbentuk.

Para ahli terus melakukan penelitian untuk mengungkap misteri tentang bulan yang seolah tidak pernah habis, bahkan hingga saat ini. Melansir laman Space, Jumat (03/05/2024), berikut misteri bulan yang berhasil dipecahkan ilmuwan.

1. Misteri Sisi Gelap Bulan

Bulan memiliki beberapa bagian gelap dipermukaanya. Sisi gelap bulan merupakan salah satu misteri terbesar hingga saat ini.

Sisi gelap permukaan bulan selalu dikaitkan dengan berbagai teori konspirasi, seperti keberadaan alien. Sisi gelap bulan sebenarnya mengacu pada belahan bagian bulan yang menghadap jauh dari sudut pandang bumi.

NASA sudah lama meneliti sisi gelap bulan, NASA menyebut ada kesalahpahaman akan hal ini. Sisi gelap bulan yang berada pada titik terjauh dengan bumi seharusnya memang lebih cocok disebut sebagai sisi jauh Bulan.

Sisi gelap bulan tidak selalu tetap gelap sepanjang waktu. Bagian gelap tergantung dengan fase bulan yang dilihat dari bumi.

Pada fase bulan baru, bulan berada di tengah-tengah antara matahari dan bumi. Sisi terjauh bulan yang biasanya terlihat gelap justru disinari matahari dan bagian yang terlihat di bumi adalah gelap.

Para ahli menilai, sisi gelap bulan memiliki suhu yang sangat dingin dan berpotensi memiliki air di bawah kawahnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Misteri Kawah-Kawah di Bulan

2. Misteri Kawah-Kawah di Bulan

Mulanya, tidak diketahui dengan pasti apa yang menjadi penyebab dari terbentuknya kawah di permukaan bulan. Bahkan, menurut perkiraan ilmuwan NASA, jumlah kawah di bulan 180 kali lebih banyak ketimbang di bumi.

Menurut NASA, bumi dan bulan sering kali dihantam oleh batuan luar angkasa selama 4,5 miliar tahun sejak awal terbentuknya. Namun, bumi lebih beruntung karena memiliki mekanisme alam untuk menghilangkan kawah akibat tubrukan meteor.

Mekanisme alami tersebut adalah erosi, tektonik, dan vulkanisme atau proses keluarnya magma menutupi permukaan bumi. Proses ini lah yang tidak dimiliki bulan, sehingga bekas tabrakan dengan objek luar angkasa lainnya tetap meninggalkan jejak.

3. Misteri Objek Asing di Permukaan Bulan

Ada sebuah citra dari objek asing misterius yang pernah ditangkap oleh Badan Antariksa Nasional China (CNSA) beberapa waktu lalu. Bentuk dari objek tersebut memang tampak sempurna dan mirip kotak buatan manusia.

Namun, pada saat itu, pihak CNSA belum memberikan respons apapun terkait hal ini. Melansir Science Alert pada Jumat (03/05/2024), objek tersebut akhirnya diketahui sebagai batuan solid yang ada di permukaan bulan.

Penampilan geometrisnya yang memiliki sudut tajam diakibatkan oleh ilusi optik yang timbul dari perspektif, cahaya, dan bayangan. Klarifikasi ini dilakukan oleh CNSA setelah mereka mengirimkan rover tanpa awak bernama Yutu-2.

4. Misteri Tentang Inti Bulan

Menurut NASA, bulan memiliki inti yang terdiri dari besi dan nikel. Inti bagian dalam merupakan massa yang padat dengan diameter sekitar 480 kilometer.

Pada awalnya, ilmuwan dan para ahli hanya melakukan analisa dan prediksi yang berkaitan dengan inti dari Bulan. Berdasarkan seismometer yang dipasang di bulan dalam misi Apollo, didapatkan data bahwa di bawah permukaan bulan juga kerap terjadi gempa akibat kekuatan gravitasi bumi.

Dengan data tersebut didapatkan pula bukti bahwa inti bulan memiliki kombinasi yang padat dan solid tergantung dari kedalamannya.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya