Liputan6.com, Riyadh - Selain biaya yang cukup tinggi, ibadah haji tentunya memerlukan kemampuan dan kesiapan fisik. Sebagai salah satu pertemuan terbesar di dunia, ibadah haji memiliki sejumlah tantangan serius di bidang kesehatan, khususnya bagi pemerintah Arab Saudi selaku tuan rumah.
Tahun lalu, untuk pertama kalinya pasca pandemi COVID 19, kapasitas ibadah haji dimaksimalkan oleh pemerintah Arab Saudi. Tentu saja, keputusan ini dibayangi oleh kekhawatiran terkait potensi penyebaran penyakit dan upaya pencegahannya, khususnya karena ruang-ruang yang disesaki jemaah.
Baca Juga
Sebuah terobosan dibuat untuk menekan kekhawatiran di sektor kesehatan ini. Manasvi Gosalia, pendiri dari D&F Labs mengembangkan tasbih khusus bersama perusahaan berbasis di Inggris, Aetha Design. Dia mengatakan bahwa tasbih ini berfungsi membantu mereka yang sedang melakukan perjalanan spiritual di satu sisi dan sekaligus mematuhi langkah-langkah menciptakan ibadah yang lebih sehat, baik ketika berhaji maupun umrah.
Advertisement
Dia juga mengatakan bahwa kelebihan desain itu terletak pada fakta tasbih telah menjadi bagian dari kehidupan orang sehari-hari.
"Hal yang paling baik adalah menemukan produk yang umum dipakai, yang sudah sering dipegang seseorang. Jadi, saat ini kami tidak mencoba untuk mendorong para jemaah untuk beranjak dan menjangkau sesuatu, benda ini sudah ada di tangan mereka. Dan jika ini bisa membantu mereka memastikan kebersihan untuk kondisi lebih baik, itu baik sekali. Satu tantangan sudah diselesaikan," ujar Gosalia, seperti dilansir VOA Indonesia, Jumat (10/5/2024).
Menggunakan Kayu dari Pohon Teh
Gosalia menjelaskan bagaimana akhirnya mereka menggunakan kayu pohon teh, yang sudah diketahui memiliki kemampuan antibakteri, antijamur, dan antioksidan.
"Cara alami untuk membersihkan adalah dengan alkohol. Itu menjadi semacam standar, bukan? Jadi jika Anda memilih merk-merk pembersih tangan, itu adalah satu-satunya bahan yang digunakan. Tetapi karena aspek lingkungan, budaya, dan keagamaan, kita tidak bisa menggunakan alkohol," tutur Gosalia.
Karena itu, tantangan selanjutnya adalah menggunakan kayu pohon teh ke dalam sebuah produk yang digunakan dan sesuai dengan estetika tasbih yang sudah ada di pasaran.
D&F Labs serta Aetha Design mengembangkan sebuah teknik pencetakan, untuk membungkus manik-manik padat dalam senyawa yang lebih lembut dan mengandung bahan pembersih.
Setelah bungkus manik-manik itu menipis karena terus digunakan, di mana sudah didesain bahwa bahan itu baru akan habis setelah ibadah haji selesai, manik-manik yang menjadi bahan dasar tasbih itu masih bisa digunakan sebagaimana biasa. Langkah ini membuat tasbih khusus ini tidak menciptakan sampah.
Gosalia menambahkan, tantangan terbesarnya adalah mendesain sebuah benda yang tahan panas ketika berhadapan dengan iklim gurun Arab Saudi yang menyengat.
Rekan Gosalia, pendiri D&F Labs, Shamsher Walia mengatakan produk ini telah menjalani uji coba yang ketat dan mereka yakin bahwa tasbih ini akan memberikan perlindungan tambahan bagi jemaah haji.
"Tentu, saya melihat bagaimana selera orang terhadap tasbih. Tetapi ini semua akan tergantung pada bagaimana produk ini diterima, yang kami rasa ini akan diterima dengan baik," ujar dia.
Advertisement
Standar Pandemi COVID-19
Presiden dari Asosiasi Medis Islam Inggris (BIMA) Dr Salman Waqar, yang menyediakan panduan yang berakar pada bioetis Islam, mendukung upaya untuk meningkatkan kepedulian terkait potensi persoalan kesehatan yang membayangi ibadah haji.
"Ibadah haji adalah salah satu pertemuan terbesar umat manusia, dari seluruh dunia. Dan secara alami, ketika Anda mengumpulkan orang-orang dari seluruh pelosok dunia bersama, Anda juga membawa banyak penyakit dari kawasan itu juga," kata dia.
Dia menambahkan bahwa selama ini pemerintah Arab Saudi sudah menjalankan tugas dengan sangat baik dalam upaya memastikan kebersihan.
"Tetapi selalu ada risiko terkait virus dan bakteri, dan penyakit menular bisa disebarkan di antara orang-orang. Karena itu, memiliki kepedulian terhadap hal semacam ini, sangat penting, khususnya jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu sebelumnya," ungkap Waqar.
Waqar melanjutkan bahwa upaya standar yang diberikan terkait kebersihan tangan, yang sudah rutin dan akrab bagi orang-orang selama pandemi COVID-19, harus tetap diikuti.
"Kebersihan tangan sangat penting. Apapun yang bisa mengingatkan orang-orang pada hal itu, mencuci tangan sering-sering misalnya, membersihkan tangan dengan sanitizer, akan selalu lebih baik. Kita tahu, banyak penyakit disebarkan melalui kontak," imbuhnya.