Indonesia Kirim Bantuan Militer Rp7,7 Miliar ke Kamboja, Pengamat: RI Kutub yang Netral

Pengamat geopolitik melihat bantuan tersebut sebagai gambaran baik yang bisa membangun hubungan baik kedua negara dan modernisasi militer Kamboja, serta meredam kritik dari Barat bahwa Kamboja cenderung ke China.

oleh Tim Global diperbarui 15 Sep 2024, 09:09 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2024, 09:09 WIB
Ilustrasi bendera Kamboja (wikimedia commons)
Ilustrasi bendera Kamboja (wikimedia commons)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dilaporkan mengirimkan bantuan peralatan militer ke Kamboja baru-baru ini.

Bantuan peralatan militer dari Pemerintah Indonesia yang disalurkan pada 29 Agustus termasuk 150 senapan; 20 pistol G2 Elites; 500 ribu butir peluru M16; dan 500 ribu pistol. Diperkirakan senilai $500.000 (sekitar Rp7,7 miliar).

Pengamat geopolitik melihat bantuan tersebut sebagai gambaran baik yang bisa membangun hubungan baik kedua negara dan modernisasi militer Kamboja, serta meredam kritik dari Barat bahwa Kamboja cenderung ke China.

Selain itu, para pengamat juga melihatnya sebagai diplomasi militer strategis Indonesia, salah satu anggota blok ASEAN yang ingin membuktikan bahwa mereka juga memiliki pengaruh militer di kawasan.

Pengamat geopolitik Seng Vanly mengatakan kepada VOA Khmer bahwa bantuan teknis dan senjata baru yang diberikan Indonesia kepada Kamboja akan memperdalam hubungan kedua negara, khususnya, bantuan ini memenuhi kebutuhan praktis Kamboja dalam modernisasi militer.

"Kamboja benar-benar mencoba mendiversifikasi hubungan keamanan dan militer antara negara-negara di wilayah itu dan di luar negeri, terutama negara-negara yang mempunyai hubungan dengan Barat untuk menunjukkan bahwa Kamboja tidak hanya mengandalkan kerja sama militer dan keamanan dengan China," kata Vanly seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (15/9/2024).

"Modernisasi atau ekspansi keamanan militer Indonesia ditujukan untuk menunjukkan kepada [negara-negara di] kawasan itu, terutama China, agar melihat Indonesia sebagai kutub yang netral dan independen dan kutub yang ingin menjaga keseimbangan ASEAN di tengah kompetisi geopolitik dengan China dan Amerika Serikat (AS). Dan Indonesia merupakan negara yang pantang menyerah terhadap ekspansi geopolitik, khususnya di Laut China Selatan serta di mana Indonesia mempunyai konflik tidak langsung," imbuh Vanly.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Itikad Baik Indonesia

Ilustrasi militer, bela negara
Ilustrasi militer, bela negara. (Photo by Joel Rivera-Camacho on Unsplash)

Sementara itu, analis politik dan sosial, Meas Ny, melihat bantuan militer Indonesia untuk Kamboja sebagai itikad baik. Namun, dia mempertanyakan Kamboja akan menggunakan bantuan itu untuk apa.

"Menurut saya [bantuan] itu bagus, tetapi penting bagi Kamboja menggunakan peralatan militer sesuai tujuannya karena saat ini ada perjuangan untuk mengkritik penggunaan kekuatan bersenjata untuk mempersiapkan tindakan keras terhadap demonstrasi?” kata Meas Ny.

Penyerahan bantuan militer kepada Kamboja berlangsung di Bandara Phnom Penh pada 29 Agustus. Acara penyerahan bantuan dihadiri oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Kamboja, Santo Darmosumarto, dan Jenderal Mao Sophan, Wakil Komandan Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja dan Komandan Angkatan Darat. Selain itu, penyerahan bantuan juga digelar dalam rangka peringatan 65 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara.

Menurut pernyataan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kamboja, bantuan yang dikirim ke Pemerintah Kamboja diproduksi oleh produsen peralatan militer plat merah, PT PINDAD.

“Acara hari ini menyoroti hubungan yang langgeng antara militer Indonesia dan Kamboja," jelas Dubes Santo.

“Saya senang melihat bahwa hubungan yang kuat tersebut telah memberikan landasan bagi peningkatan signifikan dalam kerja sama bilateral kita di berbagai bidang dalam beberapa tahun terakhir. Kami merasa terhormat melakukan hal ini pada saat kami merayakan 65 tahun hubungan diplomatik kami.”

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya