SpaceX Luncurkan Misi Penjemputan 2 Astronot yang Terjebak di Ruang Angkasa

Kedua astronot itu terjebak lantaran wahana antariksa Starliner mereka mengalami malfungsi.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 29 Sep 2024, 19:40 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2024, 19:40 WIB
SpaceX Luncurkan 60 Satelit Starlink ke Orbit
Roket Falcon 9 lepas landas dari Space Launch Complex 40 di Florida's Cape Canaveral Air Force Station, Amerika Serikat, Kamis (23/5/2019). Perusahaan penerbangan luar angkasa SpaceX meluncurkan 60 satelit Starlink ke orbit rendah Bumi. (Malcolm Denemark/Florida Today via AP)

Liputan6.com, Jakarta - SpaceX telah meluncurkan misinya untuk membawa kembali dua astronot yang terjebak di Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS) sejak Juni 2024.

Kapsul Dragon, yang menyisakan dua kursi kosong untuk Butch Wilmore dan Suni Williams, lepas landas dari Cape Canaveral, Florida pada Sabtu (28/9/2024).

Dilansir BBC, Minggu (29/9), misi pasangan itu di stasiun ruanh angkasa itu diperkirakan hanya berlangsung sekitar delapan hari tetapi setelah ditemukan kesalahan pada Boeing Starliner yang baru, wahana antariksa itu kembali ke Bumi dalam keadaan kosong sebagai tindakan pencegahan.

Astronot NASA Nick Hague dan kosmonot Rusia Alexander Gorbunov terbang dengan membawa perbekalan baru untuk Butch dan Suni dan berharap dapat membawa mereka pulang pada bulan Februari.

Peluncuran kapsul Dragon telah dijadwalkan pada hari Kamis tetapi ditunda karena Badai Helene, yang telah meninggalkan jejak kerusakan melalui Florida.

Dragon diperkirakan akan berlabuh di ISS pada hari Minggu sekitar pukul 21:30 GMT.

Berdasarkan kontrak antara NASA dan Roscosmos, badan antariksa federal Rusia, pesawat ruang angkasa Soyuz Rusia berkapasitas tiga kursi membawa satu astronot NASA pada setiap penerbangan ke ISS dan seorang kosmonot terbang pada setiap Dragon berkapasitas empat kursi.

Perjalanan Penuh Risiko

SpaceX Falcon 9 Kirim Awak Baru ke Stasiun Luar Angkasa Internasional
NASA dan badan antariksa Rusia, Roscosmos, bersama-sama mengoperasikan ISS. Mereka telah menyiapkan program pertukaran astronaut dan masing-masing secara bergiliran mengangkut anggota awak dari negara lain. (CHANDAN KHANNA/AFP)

Kepala astronot NASA Joe Acaba mengatakan Wilmore dan Williams telah mempersiapkan misi tersebut dengan mengetahui potensi risikonya.

"Penerbangan luar angkasa manusia pada dasarnya berisiko, dan sebagai astronot, kami menerimanya sebagai bagian dari pekerjaan," katanya. "Sebagai astronot profesional, mereka siap untuk ini dan mereka melakukannya dengan sangat baik."

Wilmore, komandan misi, telah menghabiskan 178 hari di luar angkasa sebelum misi Boeing, sementara Williams, pilotnya, telah menghabiskan 322 hari.

Saat ini ada kapsul SpaceX empat kursi yang berlabuh di ISS, tetapi ada juga empat astronot lain di stasiun luar angkasa selain Wilmore dan Williams.

Boeing dan SpaceX mendapatkan kontrak bernilai miliaran dolar pada tahun 2014 untuk membawa astronot NASA ke ISS setelah berakhirnya program pesawat ulang-alik pada tahun 2011.

SpaceX berhasil dalam uji coba berawak pertamanya pada tahun 2020 dan telah membawa puluhan astronot sejak saat itu.

Infografis: Kirim Astronot Bukan Prioritas Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis: Kirim Astronot Bukan Prioritas Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya