Jerman Punya Replika Akurat Permukaan Bulan, Fasilitas Baru untuk Astronot Seluruh Dunia

Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Pusat Antariksa Jerman (DLR) memperkenalkan Instalasi Simulasi Analog LUNA, sebuah replika permukaan bulan yang akurat, di dekat Kota Köln.

diperbarui 28 Sep 2024, 12:11 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2024, 12:11 WIB
Fasilitas baru yang menyerupai permukaan bulan telah dibuka di Jerman. Fasilitas LUNA akan membantu para astronot berlatih untuk pendaratan di bulan di masa mendatang. (ESA)
Fasilitas baru yang menyerupai permukaan bulan telah dibuka di Jerman. Fasilitas LUNA akan membantu para astronot berlatih untuk pendaratan di bulan di masa mendatang. (ESA)

, Köln - Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Pusat Antariksa Jerman (DLR) telah resmi membuka Instalasi Simulasi Analog LUNA, sebuah replika permukaan Bulan yang akurat, di dekat Kota Köln, Jerman. Proyek ini telah dibangun selama satu dekade dan bertujuan untuk mempersiapkan astronot dari berbagai negara untuk misi ke Bulan.

"Fasilitas LUNA melambangkan kondisi di permukaan Bulan dan mempersiapkan astronot untuk misi ke Bulan," ujar Direktur Jenderal ESA Josef Aschbacher, dalam acara jumpa pers seperti dikutip dari DW Indonesia, Sabtu (28/9/2024).

Fasilitas replika Bulan ini juga dirancang agar dapat digunakan oleh astronot non-Eropa, termasuk dari badan antariksa Amerika, NASA.

Adapun fasilitas LUNA adalah tempat uji regolith yang terbuat dari bahan sintetis yang dirancang untuk meniru permukaan Bulan.

LUNA pertama kali dikonseptualisasikan pada tahun 2013. Awalnya, fasilitas ini direncanakan memiliki luas 1.000 meter persegi, namun desain terbaru mengurangi luasnya menjadi 700 meter persegi.

"Ada sekitar 900 ton material simulasi regolith di fasilitas tersebut untuk meniru lingkungan berdebu dan mobilitas di permukaan Bulan," papar Juergen Schlutz, yang merupakan insinyur fasilitas LUNA sekaligus pemimpin strategi Bulan di Badan Antariksa Eropa, pada jumpa pers yang sama.

Sementara debu Bulan yang disimulasikan, yang disebut EAC-1, bersumber dari abu vulkanik berusia 45 juta tahun yang terhampar di wilayah Eifel yang meliputi wilayah perbatasan Belgia, Jerman, dan Luksemburg. Aula utamanya mencakup simulator pencahayaan khusus untuk menciptakan siklus siang dan malam di permukaan Bulan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


ESA Kerja Sama dengan Mitra Eropa

[Bintang] Jangan Lupa! Terlama Abad Ini, Gerhana Bulan Juli 2018
Ilustrasi Bulan. (Ilustrasi: Bintang.com/Bambang E.Ros)

ESA juga bekerja sama dengan mitra Eropa untuk memperkenalkan sistem bongkar muat gravitasi.

 "Sistem tersebut akan memungkinkan pengujian kemampuan untuk bergerak dalam kondisi seperenam gravitasi Bumi, seperti yang harus dilakukan astronot di Bulan," kata Schlutz.

Selain menyediakan permukaan yang realistis bagi astronot untuk mempersiapkan kunjungan ke Bulan, sistem tersebut juga akan menyediakan tempat uji coba untuk mengoperasikan sistem robotik, aktivitas ilmiah, dan sistem energi. Misalnya, para peneliti di fasilitas tersebut akan menguji regolith untuk memahami dampak debu Bulan pada peralatan yang direncanakan akan dibawa oleh badan antariksa ke Bulan.

"Penelitian di fasilitas tersebut bertujuan untuk menghasilkan solusi, yang membuat kehidupan di Bumi jauh lebih produktif dan bersih," kata Aschbacher.

Bulan berjarak 384.400 kilometer dari Bumi. Tetapi replika permukaan satelit Bumi yang akurat telah tersedia di Jerman. Astronaut dari seluruh dunia akan menggunakannya untuk latihan misi ke Bulan.   

 

 


Mempersiapkan Misi Artemis ke Bulan

Bermasalah, NASA Tunda Misi Peluncuran Roket Artemis 1 ke Bulan
Roket NASA untuk misi Artemis 1 berada pada Launch Pad 39B sebelum diluncurkan di Kennedy Space Center, Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, 29 Agustus 2022. NASA menghadapi serangkaian kebocoran bahan bakar dan kesulitan mendinginkan mesin booster pada suhu yang tepat untuk peluncuran. (AP Photo/Chris O'Meara)

Fasilitas LUNA bukan satu-satunya fasilitas mirip Bulan yang dapat digunakan oleh astronot dan ilmuwan. Future Lunar Exploration Habitat (FLEXHab) yang sedang dibangun di sebelahnya, bertujuan mensimulasikan modul tempat tinggal potensial di Bulan dan terhubung ke aula utama.

Rumah kaca EDEN-ISS, laboratorium eksperimen yang selama lima tahun mensimulasikan budidaya makanan di lingkungan luar angkasa yang dingin, akan digunakan kembali sebagai proyek EDEN LUNA. Rumah kaca ini akan digunakan oleh astronot yang sedang menjalani pelatihan untuk berlatih menanam bahan makanan mereka sendiri — keterampilan penting jika tujuan NASA untuk membangun keberadaan tempat penelitian permanen di Bulan terwujud dalam beberapa tahun mendatang.

Program Artemis NASA siap kembali ke Bulan pada akhir dekade ini, dengan generasi penjelajah baru.

Artemis I diluncurkan pada tahun 2022 sebagai uji terbang tanpa awak. Misi kedua dan ketiga akan meluncurkan misi berawak terlebih dahulu ke orbit Bulan, dan kemudian ke permukaan Bulan.

 

Lanjutkan Membaca ↓

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya