AS Minta Israel Kurangi Serangan di Beirut dan Desak Kedua Pihak Bernegosiasi

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin ingin melihat Israel mengurangi serangannya ke Beirut.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 20 Okt 2024, 16:03 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2024, 16:03 WIB
Tim Penyelamat Terus Cari Korban di Reruntuhan Gedung Pasca-Serangan Udara Israel
Kementerian Kesehatan Lebanon menyampaikan serangan udara Israel menghantam pusat Kota Beirut pada hari Kamis (10/10/2024) yang menyebabkan dua lingkungan, yakni Ras al-Nabaa dan daerah Burj Abi Haidar terbakar. (AP Photo/Hussein Malla)

Liputan6.com, Washington D.C - Amerika Serikat meminta agar Israel mengurangi sebagian serangannya di dan sekitar ibu kota Lebanon, Beirut.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada Sabtu (19/10/2024).

"Jumlah korban sipil terlalu tinggi," katanya kepada wartawan di pertemuan pertahanan G7 di kota Naples, Italia, dikutip dari laman Alarabiya, Minggu (20/10).

"Kami ingin melihat Israel mengurangi sebagian serangan yang dilakukannya, terutama di dan sekitar Beirut. Kami juga ingin melihat semuanya beralih ke semacam negosiasi yang akan memungkinkan warga sipil di kedua sisi perbatasan untuk kembali ke rumah mereka."

Puluhan ribu orang telah meninggalkan pinggiran selatan Beirut -- yang dulunya merupakan zona padat penduduk yang juga menampung kantor-kantor Hezbollah dan instalasi bawah tanah -- sejak Israel mulai secara teratur menargetkan zona tersebut sekitar tiga minggu lalu.

Pada Sabtu (19/10) sore, Israel melakukan serangan besar-besaran di beberapa lokasi di pinggiran selatan kota, meninggalkan gumpalan asap tebal mengepul di cakrawala kota sepanjang malam.

Serangan itu terjadi saat Hizbullah menembakkan salvo roket ke Israel utara, dengan satu pesawat tanpa awak diarahkan ke rumah liburan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, kata juru bicaranya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya