Kampanye Terakhir Trump dan Kamala Fokus ke Sun Belt States

Sun belt states adalah negara bagian yang terletak di antara tenggara dan barat daya AS, yang memiliki iklim hangat, serta populasi dan pertumbuhan ekonomi yang pesat.

oleh Tim Global diperbarui 04 Nov 2024, 21:00 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2024, 21:00 WIB
Donald Trump dan Kamala Harris
Capres AS dari Partai Demokrat Kamala Harris berjabat tangan dengan capres Partai Republik Donald Trump dalam debat Pilpres AS di Philadelphia, Pennsylvania, pada 10 September 2024. (Dok. AFP/SAUL LOEB)

Liputan6.com, Washington, DC - Calon Presiden Partai Demokrat Kamala Harris dan Calon Presiden Partai Republik Donald Trump pada akhir pekan terakhir menjelang pemungutan suara 5 November memusatkan perhatian pada negara bagian-negara bagian yang disebut sebagai "sun belt states". Target Utama mereka adalah memengaruhi pemilih yang masih ragu-ragu dengan pilihan mereka di negara-negara bagian yang menjadi medan pertarungan itu.

Ada 18 negara bagian yang termasuk dalam kawasan "sun belt states", yaitu Alabama, Arkansas, Arizona, California, Colorado, Florida, Georgia, Kansas, Louisiana, Mississippi, North Carolina, New Mexico, Nevada, Oklahoma, South Carolina, Tennessee, Texas, dan Utah.

Kedua calon mengajukan agenda-agenda yang saling bersaing dalam bidang perekonomian dan banyak bidang lainnya. Mereka sama-sama bersikeras bahwa yang mereka sampaikan adalah yang diinginkan oleh warga Amerika Serikat (AS).

"Kami telah mengatasi setiap serangan, setiap pelecehan, dan bahkan dua upaya pembunuhan," kata Trump dalam kampanye di Gastonia, North Carolina, di luar Charlotte seperti dilansir VOA Indonesia.

"Dan sekarang semuanya menjadi seperti ini."

Trump kemudian menuju ke Virginia, yang tidak dianggap sebagai negara bagian yang menjadi medan pertempuran, namun menyampaikan pesan serupa. Trump mengatakan kepada para pendukungnya bahwa dia tidak mungkin kalah dan telah berada di titik puncak "kemenangan politik terbesar dalam sejarah negara kita".

Trump memproyeksikan bahwa dia tidak hanya akan memenangkan penghitungan "electoral college", namun juga mayoritas suara yang diberikan di seluruh AS, yang gagal diraihnya dalam dua pilpres AS sebelumnya.

"Kita akan memenangkan suara terbanyak," kata Trump kepada hadirin. "Saya pikir kita memiliki peluang yang sangat bagus untuk memenangkan suara terbanyak."

Kampanye Terakhir

Antusiasme Masyarakat AS Saksikan Debat Perdana Sekaligus Terakhir Donald Trump-Kamala Harris
Foto kombinasi ini menunjukkan mantan Presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump (foto kiri) dan Wakil Presiden AS dan calon presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris berpartisipasi dalam debat Pilpres AS di National Constitution Center di Philadelphia, Pennsylvania, pada tanggal 10 September 2024. (Dok. Saul Loeb/AFP)

Sementara itu, Kamala mendesak para pendukungnya untuk memilih lebih awal sehingga dia dapat terpilih dan memberikan kesempatan kepemimpinan generasi baru yang menurutnya dia wakili.

"Saya siap menawarkan kepemimpinan sebagai presiden mendatang AS," ujarnya dalam kampanye di lapangan parkir Atlanta Civic Center.

Dalam kesempatan itu, Kamala harus beberapa kali berhenti berbicara supaya tim medis dapat menolong orang-orang yang pingsan setelah berada di tempat itu selama beberapa jam di tengah panas terik.

"Di sini panas, Atlanta," ujarnya.

Belum jelas apakah Kamala sendiri akan memberikan suara lebih awal. Juru bicara tim kampanyenya, Michael Tyler, pada hari Sabtu (2/11) mengatakan Kamala berencana memberikan suara lewat pos, tetapi tidak menjabarkan apakah dia akan mengirim surat suara itu ke California – negara bagian di mana dia tinggal – atau tidak.

Trump pada hari Sabtu memastikan bahwa dia akan datang langsung ke TPS di Florida pada hari Selasa (5/11) untuk memberikan suara, meskipun sebelumnya dia mengatakan akan memberikan suara lebih awal.

"Apakah ada yang sudah memberikan suara?" tanya Kamala pada kerumunan massa di Atlanta, yang sebagian menjawab dengan teriakan. "Wah terima kasih."

Gencarnya Kampanye Terakhir

Ini merupakan bagian dari upaya terakhir yang dilakukan oleh Trump, Kamala, pasangan mereka masing-masing, dan para pendukungnya untuk mendorong masyarakat agar memberikan suara lebih awal atau secara langsung pada 5 November.

Tim kampanye Kamala berharap mendapatkan momen "berdampak tinggi" dengan spot berdurasi dua menit yang akan ditayangkan pada hari Minggu selama pertandingan NFL di CBS dan FOX, termasuk Green Bay Packers melawan Detroit Lions, dua tim dari negara bagian "swing state".

Iklan ini menggambarkan Kamala sedang berinteraksi dengan orang-orang selama kampanye dan berbicara langsung dengan para pemirsa.

"Sekarang saya meminta suara Anda karena sebagai presiden saya akan bangun setiap hari dan berjuang untuk rakyat AS," katanya di akhir iklan itu.

Manajer Tim Kampanye Kamala, Jen O'Malley Dillon, dalam sebuah telepon konferensi dengan para wartawan pada hari Sabtu saat kedua belah pihak memulai sprint terakhir untuk mendapatkan suara, memproyeksikan kepercayaan diri timnya.

"Jika Anda dapat mendengar kegembiraan dalam suara saya, itu karena kita berada di akhir pekan GOTV (Get Out The Vote)," ujarnya.

Sementara itu, Trump berbicara dengan sedih, seperti yang dia lakukan di beberapa kampanye baru-baru ini, tentang bagaimana setelah hampir satu dekade berkampanye, perlombaan terakhirnya mendekati akhir.

"Saya berharap dapat bertemu lagi, berkali-kali," ujar mantan presiden itu dalam satu dari dua kampanyenya di North Carolina. "Kampanye ini merupakan sensasi seumur hidup bagi saya dan Anda."

 

Pesawat yang membawa Kamala dan Trump bertemu di landasan di Charlotte, North Carolina, tempat wakil presiden tersebut mengakhiri hari kampanyenya. Di kota itu Kamala berkampanye bersama aktris Kerry Washington dan rocker Jon Bon Jovi, yang memainkan lagu baru "The People’s House" yang katanya dia tulis tak lama setelah penyerbuan Capitol AS oleh pemberontak pro-Trump pada 6 Januari 2021.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya