Perhatikan Waktu Makan Jika Ingin Turunkan Berat Badan

Anda juga bisa menurunkan berat badan dengan memperhatikan waktu makan.

oleh Melly Febrida diperbarui 11 Feb 2015, 13:00 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2015, 13:00 WIB
10 Alasan Bobot Tiba-tiba Turun Itu Masalah Serius
Jika berat badan tersebut turun dengan cepat dan drastis, waspadalah.

Liputan6.com, Jakarta Seseorang yang ingin menurunkan berat badan ternyata bukan hanya memperhatikan seberapa banyak yang dimakan. Anda juga bisa menurunkan berat badan dengan memperhatikan jadwal atau waktu makan.

Para ilmuwan di Salk Institute for Biological Studies dan University of California-San Diego menemukan, membatasi waktu makan Anda hanya 9 sampai 12 jam per hari bisa menurunkan berat badan dan mencegah diebetes, kolesterol tinggi, dan obesitas. Bahkan, jika Anda makan dalam jumlah kalori yang sama.

Penelitian ini dipublikasikan dalam Jurnal Cell Metabolism.

Dalam penelitian ini, tim membandingkan kelompok tikus yang diberi makanan biasa, gula tinggi, lemak tinggi, dan gula serta lemak tinggi dalam kalori yang setara. Tapi waktu tersedianya makanan berbeda.

Tikus dengan empat kelompok itu dibagi menjadi kelompok yang bisa makan selama 9 jam sehari, 12 jam sehari, dan 15 jam sehari, serta bisa makan setiap saat.

Pada akhir penelitian, tikus yang makan hanya 9-12 jam sehari berat badannya turun dibandingkan tikus yang bisa makan kapanpun, meskipun mengonsumsi kalori dalam jumlah yang sama.

Tikus yang bisa makan setiap saat menjadi gemuk dalam penelitian.
 
Para peneliti yakin dengan makan dalam waktu terbatas dapat berkontribusi dalam mengendalikan obesitas, serta diabetes dan penyakit lainnya akibat lemak tinggi atau diet gula tinggi.

"Fakta bahwa itu (waktu terbatas makan) bekerja, tidak peduli diet apa , dan fakta hal itu bekerja selama akhir pekan dan hari kerja, adalah kejutan yang sangat bagus," kata Amandine Chaix, penulis pertama studi tersebut seperti dilansir gmanetwork, Rabu (11/2/2015).

Para peneliti berhati-hati dalam mengatakan cara ini bisa juga diterapkan pada manusia. Tapi, mereka yakin hasil yang sama bisa diperoleh pada manusia.

"Temuan ini sangat menarik, tapi pada tikus. Kita perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan itu juga bisa pada manusia," kata Peneliti Amir Zarrinpar.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya