Liputan6.com, Jakarta Saat ini kasus bullying sedang marak terjadi di kalangan pelajar. Apesnya, bullying juga sudah merambah semua jenjang pendidikan. Hal ini membuat banyak pihak miris, terutama para orang tua dengan anak yang mengemban pendidikan di sekolah mainstrem.
Bullying pada dasarnya merupakan perilaku agresif yang dilakukan dengan sengaja dan melibatkan kekuatan yang tidak seimbang antara pelaku dan korban. Perilaku ini terjadi berulang dan dapat berupa tindakan fisik maupun verbal.
Baca Juga
Namun demikian, bukan berarti bullying tidak bisa dicegah. Pencegahan dan penghentian bullying tentu melibatkan komitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak sehingga mereka dapat berkembang secara sosial dan akademik tanpa merasa takut.
Advertisement
Seperti dilansir dari The American Psychological Association (APA) dalam situs resminya www.apa.org, para orang tua perlu mengikuti tindakan berikut jika mendapati sang anak mengalami bullying.
Amati tandanya
Amati tanda-tanda mereka telah dibully
Tidak semua anak akan melaporkan kepada orang tua ketika mereka di-bully. Hal ini mengharuskan Anda untuk jeli melihat tanda-tanda pada anak. Tanda-tanda yang dapat Anda amati misalnya pakaian yang robek, anak terlihat bimbang untuk pergi ke sekolah, menurunnya nafsu makan, mengalami mimpi buruk, menjadi pemurung, dan mudah cemas.
Jika mendapati anak telah di-bully, ajak mereka bicara terbuka sehingga Anda mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi di sekolah. Anda dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi situasi tersebut. Jangan katakan kepada mereka untuk 'biarkan saja' atau 'balas perbuatannya'. Hal paling penting adalah biarkan anak tahu Anda ada untuk mereka dan akan membantu mengatasi masalah. Pastikan juga kepada anak untuk tidak membalas mem-bully.
Ajari anak Anda mengatasi bully
Buat sebuah skenario dan praktikkan di rumah bagaimana anak-anak dapat belajar untuk menghindari bully, dan mengembangkan strategi untuk mempertahankan diri dalam mengatasi bullying. Bantu anak untuk menemukan guru atau teman-teman yang dapat membantu mereka jika mereka merasa cemas akan di-bully. (Latif Pungkasniar/Ibo)*
Â
Advertisement