Liputan6.com, Jakarta Saat ini, banyak wanita dengan mudahnya bisa mengetes kehamilan sendiri di rumah. Begitu praktisnya dan beragam pilihan dengan berbagai macam merek. Namun bila kita melihat masa lampau, ternyata alat ini tidak sederhana.
Seperti diberitakan Fitpregnancy, Senin (5/9/2016), pada 1960--inilah awal mula tes kehamilan menjadi hal yang penting dan menarik untuk dikembangkan. Kala itu, setiap wanita yang mau mengecek kehamilan, harus membuat janji dengan dokter dengan memberikan sampel urine dan menunggu dua minggu lamanya untuk mengetahui hasilnya.
Baca Juga
Hasil uji kehamilan yang terbilang lama ini membuat seorang wanita, Margaret Derek terinspirasi untuk ciptakan alat pengecek atau tes kehamilan di rumah. Wanita yang berprofesi sebagai desainer grafis paruh waktu di sebuah perusahaan farmasi itu menamakan temuannya "Predictor".
Advertisement
Cara kerjanya cukup mudah. Wanita tinggal memasukkan urine ke tabung. Setelah itu, mereka hanya tinggal menunggu reaksi dengan melihat cincin merah. Kesederhanaan alat inilah yang membuat orang lain terus mengembangkannya.
"Saya benar-benar yakin bahwa tes kehamilan di rumah ini akan sangat berguna," katanya kepada seorang kurator di Bonhams yang akan melelang prototipe aslinya.
Seorang wanita, kata dia, memiliki hak untuk menjadi yang pertama mengetahui apakah dia hamil dan tidak. Dia tidak perlu menunggu berminggu-minggu untuk menanti jawaban, ujar Derek sambil terus mengutak-atik desain yang ia buat.
Bukan sekali dua kali dia gagal. Hingga akhirnya dia melihat klip kertas di mejanya. Tes kit itu dicoba ulang menggunakan pipet, botol dengan reagen, rak dan cermin sehingga perempuan bisa meniru tes di rumah.
Pada 1971, Crane mengeluarkan paten untuk desain Predictor namun dia tidak pernah meminta kompensasi atas penemuannya. Tahun berikutnya, penemuannya mulai banyak dilirik pasar.Â
Bertahun-tahun kemudian, penemuan Crane tampaknya menjadi inspirasi bagi perusahaan lain untuk menciptakan tes kehamilan yang mudah.
Tes kehamilan laboratorium terakhir sepertinya berakhir pada 1960. Hormon kehamilan hCGÂ ditemukan pada 1920, dan sebelumnya urine 1.960 perempuan disuntikkan ke hewan seperti kelinci, tikus dan kodok, sebuah proses panjang dan mahal ini kini bisa kita manfaatkan sekarang.