Hari Kanker Sedunia 2017: Indonesia Fokus pada Perawatan Paliatif

Saat ini, Indonesia termasuk negara yang berfokus dalam perawatan paliatif untuk penderita kanker.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 09 Feb 2017, 16:00 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2017, 16:00 WIB
Hari Kanker Sedunia 2017
Perawatan paliatif masih terus dilakukan Indonesia untuk merawat pasien kanker.

Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini, jumlah pengidap kanker di Indonesia yang datang berobat sudah mencapai stadium lanjut, mencapai 70 persen.

Hal ini berbanding jauh bila melihat negara Jepang dengan jumlah pengidap kanker datang berobat mencapai stadium lanjut sebanyak 13 persen.

Adanya fenomena tersebut menandakan, jumlah pasien kanker harus melalui taraf perawatan yang lebih lanjut dan intensif demi meningkatkan kualitas hidup.

Dalam hal ini, Indonesia termasuk negara yang tengah berada melakukan proses palliative care (perawatan paliatif) bagi pasien penderita kanker.

Perawatan paliatif berfokus mengatasi stres, nyeri, kelelahan, dan gejala lain yang menyertai kanker serta penyakit serius lainnya.

Perawatan paliatif memberikan pasien dukungan lebih banyak kontrol terkait  pengobatan yang dijalani sehingga meningkatkan kualitas hidup pasien.

Menurut dokter spesialis bedah onkologi, Dr dr Sonar Soni Panigoro, Sp.B(K)Onk, salah satu alasan utama Indonesia berfokus pada perawatan paliatif karena pasien tidak dapat menghindari faktor risiko tanda-tanda gejala kanker--meskipun belum tentu gejala itu kanker dan membutuhkan pemeriksaan lebih mendalam.

"Kebanyakan pasien yang datang berobat itu sudah stadium lanjut. Ya karena tanda-tanda abnormal pada tubuh, misal nyeri seringkali dianggap wajar dan pasien tidak berobat. Ketika tubuh pasien mearsakan sakit yang hebat baru berobat, padahal tandanya bisa saja sudah parah. Dari kondisi abnormal ini akan berubah menjadi pra kanker. Bila tidak segera berobat maka berubah menjadi kanker," papar dr Soni dalam konferensi pers peringatan Hari Kanker Sedunia 2017 di Yayasan Kanker Indonesia, Jakarta, Kamis (9/2/2017).

Untuk menghindari angka keberparahan sampai stadium lanjut, dokter Soni menyarankan deteksi dini dengan screening. Screening bisa dilakukan sebelum datangnya gejala.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya